Avsnitt

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 2 Mei 2024

    Bacaan:

    "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.

    Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga." (Matius 21:28-30)

    Renungan:

    Seorang ayah mempunyai dua orang anak dengan karakter yang berbeda. Anak laki-laki sulung selalu berkata iya, atas perintah ayahnya, namun anak bungsu sering kali menjawab tidak, atas perintah ayahnya. Suatu hari sang ayah berkata kepada anak sulungnya, “Anakku, pergilah bekerja hari ini di kebun anggur kita.” Anak sulung menjawab, “Ya, bapa.” Anak sulung menjawab “Ya”, namun ia tidak pergi ke kebun anggur seperti yang diperintahkan ayahnya. Saat sang ayah bertemu dengan si bungsu yang suka protes, ia pun memerintahkan hal serupa. Dari bibir si bungsu, sang ayah mendengar jawaban, “Tidak mau.” Namun setelah dipikir-pikir, si bungsu menyesalinya dan pergi ke pertanian untuk bekerja sesuai perintah ayahnya.

    Siapakah di antara kedua anak itu yang melakukan kehendak ayahnya? Itulah pertanyaan yang diajukan oleh Tuhan Yesus kepada orang Farisi, setelah mereka menanyakan tentang dengan kuasa manakah Yesus melakukan tugas pelayananNya? Selanjutnya Tuhan Yesus membandingkan mereka dengan orang-orang berdosa seperti pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal. Kalimat yang diucapkan Tuhan Yesus itu berbunyi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

    Mengapa Yesus membenarkan pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal daripada orang-orang Farisi? Apa yang membuat pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal itu lebih berharga dari pada orang Farisi? Karena para pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal mau percaya dan bertobat setelah mendengar perkataan Yesus, sekalipun tadinya mereka adalah para pemberontak.

    Sebaliknya, orang Farisi selalu menanyakan sesuatu kepada Yesus sepertinya mereka sungguh haus akan firman Tuhan, tetapi sebenarnya mereka hanya sekadar ingin menguji, menjebak dan menjatuhkan Yesus. Ketika orang Farisi mendengar firman Tuhan, mereka tidak mau bertobat.

    Mari kita introspeksi diri kita masing-masing. Bagaimana sikap hati kita ketika kita membaca atau mendengar firman Tuhan? Apakah kita hanya sekadar berkata, "O..." atau berkata "Kalau yang itu aku sudah tahu!" atau apakah kita memberikan respon serta mengambil tindakan untuk bertobat ketika ditegur oleh firman Tuhan? Jangan keraskan hati kita, biarlah kita selalu bersedia untuk menjadi pelaku firman. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku bersyukur karena hari ini aku diingatkan kembali supaya menjadi pelaku firman-Mu, bukan sekadar hanya mengetahui atau menghafalnya tetapi terlebih melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 1 Mei 2024

    Bacaan:

    "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." (Kolose 3:17)

    Renungan:

    Ada seorang raja yang membutuhkan pelayan yang setia dan harus memilih antara dua kandidat untuk jabatan itu. Dia mengambil keduanya dan segera membayar mereka dengan upah tetap dan menyuruh mereka untuk mengisi keranjang dengan air dari sumur terdekat. Setelah membuang 10 ember air ke dalam keranjang, salah satu dari pria itu berkata, "Apa gunanya melakukan pekerjaan yang tidak berguna ini? Begitu kita menuangkan air ke dalam keranjangnya, air itu akan keluar dari sisi-sisi berlubangnya. "Yang lain menjawab, "Tetapi kita punya gaji dan sudah dibayar, bukan? Tuan kita mungkin memiliki alasan tertentu melakukan semua ini. Namun itu bukan urusan kita. Dia adalah raja yang bijaksana, dan pasti memiliki tujuan sendiri yang tidak bisa kita mengerti." Namun yang satunya berkata, "Aku tidak akan melakukan pekerjaan bodoh seperti ini lagi. Cukup!" Si penggerutu itu pun pergi sambil melemparkan embernya. Pria yang satunya lagi melanjutkan pekerjaan sampai dia berhasil menghabiskan semua air di sumur. Dia melihat ke dasar sumur, dan tersentak kaget karena melihat sebuah cincin berlian milik sang raja. Ternyata sang raja sengaja menyuruh mereka menuang air ke dalam keranjang supaya jika cincin tersebut tidak sengaja terciduk dan dituang ke dalam keranjang, cincin tersebut akan tersaring dan tidak ikut terbuang oleh air. Akhirnya sang raja telah menemukan cincin berliannya sekaligus calon pelayan baru yang setia.

    Ketika kita terus mengisi hati kita dengan limpahan ucapan syukur, maka percayalah, semua pekerjaan yang kita lakukan akan maksimal, dan Tuhan akan membuat kita berbuah berlipat ganda. Sebaliknya, jika kita mengisi hati kita dengan keluhan, maka yang ada kita tidak bisa maksimal dalam mengerjakan sesuatu. Hasilnya, akan mengecewakan orang lain dan mengecewakan Tuhan juga. Berkat pun akan menjauh dari diri kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku bersyukur atas pekerjaan yang Engkau percayakan kepadaku. Izinkan aku dapat menyelesaikan setiap pekerjaan itu dengan baik. Amin. (Dod).

  • Saknas det avsnitt?

    Klicka här för att uppdatera flödet manuellt.

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 30 April 2024

    Bacaan:

    "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut." (Markus 9:42)

    Renungan:

    Jika dilihat, tingkah anak-anak terkadang lucu dan polos. Nampaknya mereka selalu berusaha ingin tahu dan mengikuti segala sesuatu yang pernah mereka lihat, dengar, dan rasakan. Oleh sebab itu, anak-anak adalah pribadi yang butuh pengajaran dari orang tuanya, karena sejak mereka lahir, hidup mereka selalu diisi dengan belajar dari lingkungan sekitarnya dan juga dari keluarganya sendiri. Di sinilah orang tua sangat berperan dalam mendidik anaknya untuk mengerti mana pengajaran yang baik dan mana contoh pengajaran yang buruk, supaya anak-anak tidak tumbuh dalam mengikuti pengajaran, aturan, dan kebiasaan yang salah.

    Namun cukup banyak orang tua yang tidak peduli akan pertumbuhan mental dan moral anaknya. Beberapa dari mereka ada yang mengajari anak-anak mereka berbohong demi keuntungan pribadi orang tuanya sendiri, sehingga membuat si anak berpikir bahwa berbohong adalah hal yang biasa. Ada juga orang tua yang senang melakukan kekerasan baik kepada pasangannya sendiri maupun kepada si anak, sehingga kelak si anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kasar. Contoh yang lain, beberapa orang tua suka mengeluarkan kata- kata yang kotor kepada si anak sehingga menurunkan rasa percaya diri si anak dan membuat mereka berpikir bahwa mereka payah dan tidak berguna. Hal ini juga dapat memengaruhi si anak untuk meniru perkataan kotor yang keluar dari mulut orang tuanya. Kita harus berhati-hati ketika bertindak dan berkata-kata kepada anak-anak kita, karena secara tidak langsung

    kita sedang mengajari anak-anak kita untuk meniru semua tingkah laku kita!

    Tuhan Yesus sendiri memperingatkan kepada kita mengenai betapa pentingnya untuk mendidik anak dalam ajaran yang benar. Bagi orang-orang yang menyesatkan anak-anak, lebih baik bila lehernya diikatkan pada batu kilangan yang sangat berat lalu dibuang ke dalam laut. Dengan kata lain, lebih baik bila para penyesat anak-anak itu mati daripada menghancurkan masa depan mereka. Oleh karena itu, ajarkanlah selalu anak untuk takut akan Tuhan agar kelak mereka bisa menjadi orang yang baik, cerdas, rajin, suka menolong, dan sukses di masa depan sehingga bisa membanggakan orang tuanya! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, bantulah kami sebagai orang tua agar mampu mendidik anak kami dengan cara yang benar dan tidak melakukan kesalahan yang menyesatkan. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 29 April 2024

    Bacaan:

    "Bila engkau duduk makan dengan seorang pembesar, perhatikanlah baik-baik apa yang ada di depanmu. Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!" (Amsal 23:1-2)

    Renungan:

    Katak Amazon betina ukurannya lebih besar dari yang jantan, namun warna kulitnya tidak secerah yang jantan. Namun, yang jauh lebih menarik untuk dibahas dari hewan ini adalah nafsu makannya yang luar biasa besar! Katak ini sangat gemuk dan merupakan katak paling rakus di antara katak-katak jenis lainnya. Sangat sering katak ini ditemukan dalam keadaan mati sewaktu berusaha mencoba menelan mangsa mereka yang terlalu besar, sehingga mulut mereka masih berisi mangsa yang tersangkut dan tidak dapat tertelan ketika ditemukan. Nafsu makan berlebihan sungguh sangat berbahaya!

    Ternyata, bukan cuma katak yang bisa mengalami hal ini. Alkitab menyampaikan sebuah kisah tragis dari bangsa Israel yang mati konyol karena tidak dapat mengendalikan nafsu rakus mereka yang liar. Kisah tragis ini terjadi di daerah yang diberi nama Kibrot-Taawa. Dikatakan bahwa waktu itu ada orang-orang bajingan yang kemasukan nafsu rakus, hingga mereka berteriak meminta makan daging. Hal ini terjadi karena mereka bosan dengan manna yang tiap hari mereka makan. Akhirnya, Musa datang kepada Tuhan dengan membawa segala keluhan bangsa itu, dan singkat cerita Tuhan mengirimkan burung-burung puyuh dari arah sebelah laut dalam jumlah yang luar biasa besar ke sekeliling perkemahan mereka. Burung-burung itu dihamburkan Tuhan begitu saja, sehingga dapat dengan mudah dikumpulkan orang Israel. Namun, hal mengerikan terjadi ketika orang-orang rakus yang mengeluh itu dengan bernafsunya langsung memakan burung itu. Dan sewaktu daging burung itu sudah di mulut mereka dan belum sempat dikunyah, Tuhan yang sangat murka memukul orang-orang rakus tersebut dengan tulah yang besar sehingga mereka mati dalam kekonyolan mereka sendiri. Kondisi ini seperti katak Amazon bertanduk yang mati karena makanan.

    Terkadang kita menganggap sepele nafsu makan yang berlebihan. Namun, sadarkah kita bahwa ternyata kerakusan adalah suatu kesalahan di mata Tuhan? Kitab Amsal memberikan nasihat kepada kita untuk mencegah nafsu makan yang berlebihan. Dikatakan, jika nafsu makan kita besar, taruhlah sebuah pisau pada leher kita! Sebagai bukti bahwa rakus adalah hal yang jelek, kita bisa lihat ada berbagai macam penyakit yang dapat timbul karena kerakusan akan makanan. Dan rakus akan makanan biasanya mengarah kepada obesitas yang membawa berbagai penyakit di dalamnya, seperti penyakit jantung ataupun diabetes. Kegemukan juga akan membuat gerakan kita terbatas dan kita akan menjadi malas. Jadi, mari kendalikan nafsu makan kita, sebelum kita dibuat mati karenanya! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, bantulah aku untuk dapat mengontrol nafsu makanku yang mungkin terlalu berlebihan, sehingga aku makan sesuai batas yang normal agar tidak menjadi penyakit dalam tubuhku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 28 April 2024

    Bacaan:

    "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28)

    Renungan:

    Catnip adalah suatu jenis tanaman yang masih tergolong jenis keluarga tanaman mint Tanaman ini sangat ampuh untuk menjadi pengusir nyamuk, karena serangga tersebut tidak menyukai baunya. Biasanya catnip diolah menjadi teh yang memiliki efek membuat pikiran kita nyaman dan tenang selama beberapa waktu. Namun, efek yang jauh berbeda akan terjadi pada seekor kucing jika kucing tersebut diberikan dedaunan catnip. Kucing itu akan menggaruk, berputar-putar, mengeong atau menggeram sambil berguling-guling tanpa henti. Dia tampak begitu tergila-gila dengan dedaunan tersebut dan tidak terkendali. Si kucing akan terlihat senang sekali seperti baru saja memenangkan undian berhadiah ratusan ikan segar. Namun, beberapa kucing memiliki reaksi yang berbeda. Ada kucing yang akan melamun dan terus mengendus tanaman catnip miliknya. Ada juga yang akan berlari-lari dan menjadi hiperaktif. Ada yang akan menjadi ganas dan protektif terhadap "mainan" barunya. Dia tak akan membiarkan ada yang menyentuh catnip miliknya. Tetapi, hal unik lainnya adalah efek catnip hanya akan bertahan selama kurang lebih 10 menit saja. Setelah itu, kucing yang tadinya begitu tergila-gila dengan aroma catnip akan kehilangan minat terhadap tanaman tersebut. Dibutuhkan waktu paling lama 2 jam untuk membuat si kucing me-reset efek kecanduan catnip dan kembali tergila-gila dengan tanaman tersebut. Efek catnip hanya berhasil kepada kucing di atas usia 6 bulan. Anak kucing yang berusia di bawah 6 bulan tidak akan terpengaruh. Para ilmuwan tidak dapat dengan yakin menjelaskan fenomena ini. Penelitian menunjukkan bahwa catnip memiliki zat kimia sejenis feromon "kebahagiaan". Feromon ini menstimulasi otak kucing sehingga membuatnya merasakan kebahagiaan yang meledak-ledak. Bagaikan manusia yang mengonsumsi narkoba dan mendapatkan efek senang dan tenang sesaat, namun membuat kecanduan.

    Sering kali kita juga tergila-gila dengan sesuatu sehingga kehilangan banyak momen dan waktu berharga. Contohnya adalah kegilaan terhadap gadget, seperti handphone, tablet, komputer, video game, dsb. Beberapa orang menghabiskan waktunya dengan gadget mereka untuk bermain, berfoto-foto, chatting lewat berbagai jenis social media atau menelusuri internet. Semua hal itu dilakukan setiap waktu, bahkan ketika sedang beribadah di gereja sehingga tidak ada waktu untuk berhubungan dengan Tuhan. Seharusnya kita berhenti dari kecanduan kita dan meluangkan waktu untuk beribadah kepada Tuhan. Jangan sampai kita menjadikan semua hal itu berhala sehingga kita melupakan hubungan dengan Tuhan. Paulus mengingatkan agar kita tidak lupa untuk mengucap syukur dan beribadah kepada Tuhan dengan hormat dan takut. Simpanlah dahulu gadget kita dan mulailah memperbanyak waktu berdoa dan beribadah kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku mau semakin dekat kepada-Mu melalui doa, pujian, dan penyembahanku. Mampukanlah aku ya Tuhan, sehingga hidup rohaniku semakin bertumbuh. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 27 April 2024

    Bacaan:

    "Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!" (1 Korintus 4:16)

    Renungan:

    Teori jauh lebih mudah dibandingkan dengan praktik. Akan lebih mudah bagi kita menasihati atau mengajari orang lain daripada memberi teladan kepada mereka. Sebab dengan menasihati, kita hanya membagikan nilai-nilai kebenaran melalui perkataan, sementara dengan menjadi teladan, kita harus secara langsung menjadi pelaku dari setiap nilai-nilai kebenaran yang kita katakan itu. Sebagai contoh, tidak semua orang tua mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Di satu sisi menasihati anak agar tidak bertengkar, di sisi lain orang tua malah menjadi pelaku pertengkaran setiap kali berselisih paham. Jadi sekali lagi, menjadi teladan adalah sesuatu yang jauh lebih berat dibandingkan dengan berkata-kata.

    Melalui Alkitab, kita mengenal siapa itu Paulus. Ia yang tadinya merupakan seorang penghujat, seorang penganiaya yang kejam, seorang pembunuh umat Tuhan, telah diubahkan dan berubah menjadi seorang yang berani dan gigih menyebarkan Kabar Baik, yang di akhir hidupnya menjadi martir bagi Kerajaan Sorga. Dalam waktu yang relatif singkat, Paulus mengalami perubahan hidup. Perjumpaannya dengan Yesus telah membawanya kepada perubahan hidup yang sungguh luar biasa. la tampil sebagai pribadi yang baru di dalam Kristus. la sungguh-sungguh menghidupi Kristus di dalam hidupnya. Itulah yang menyebabkan Paulus berani menjadikan dirinya sebagai teladan bagi umat Tuhan yang lain, tanpa ada tekanan dari mana pun, termasuk tekanan dari dirinya sendiri.

    Bagaimana dengan diri kita? Sudahkah kita menjadi teladan bagi orang lain? Mampukah kita menjadikan diri kita sebagai teladan bagi sesama sebagaimana yang dilakukan oleh Paulus? Kalau belum, mari kita benahi diri, bertobat, dan berkomitmen di dalam mengikut-Nya. Hayati kebebasan kita di dalam Kristus dan jalanilah hidup dengan benar. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih telah memilih dan memanggilku menjadi teladan bagi sesamaku. Mampukanlah aku agar hidupku semakin menjadi berkat bagi sesama. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 26 April 2024

    Bacaan:

    "Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!", (Pengkhotbah 12:1)

    Renungan:

    Ada seorang lelaki tua tertidur lelap di atas kotak kardus tua yang kotor. Wajah tua yang keriput menunjukkan betapa besar penderitaan yang ia alami. Dia bernapas dengan susah payah. Penyakit asma dan TBC yang dialaminya menambah rentetan penderitaan dalam hidupnya. Udara dingin membuatnya semakin menderita. Dinding ruangan yang terbuat dari karton tak mampu memberinya kenyamanan. Setiap orang yang melihat lelaki tua itu pasti merasa sangat kasihan. Tidak ada yang tahu siapa orang tua itu sebenarnya. Baru satu tahun ia keluar dari penjara karena kasus perampokan. Namun, ia tidak dapat lagi beraktivitas seperti dulu. Tubuhnya sudah tidak sekuat dulu lagi. Kalau dahulu ia dapat memeras orang dan mengumpulkan uang hingga lima juta dalam sehari, namun sekarang ia hidup dengan susah payah. Kini ia hanya bisa membayangkan masa kejayaannya dulu, di mana ia masih muda dan kuat. Menyisakan kepedihan hati yang tidak terkira karena telah menyia-nyiakan hidupnya dengan hal yang tidak berguna. Kini semuanya sudah terjadi, yang ada hanyalah sebuah penyesalan.

    Kisah kakek tua yang memilukan ini, memberikan pelajaran yang sangat penting bagi kita. Menikmati masa muda itu harus tetapi bukan dengan cara yang tidak benar. Banyak orang tua yang menceritakan bagaimana masa muda mereka begitu indah. Mereka hidup dengan segala kemewahan dan kelimpahan. Namun pada masa tua, semua itu hanya kenangan yang tak berbekas. Menabung untuk masa depan itu sangat perlu dan bagaimana kita hidup di masa depan, tergantung pada keputusan dan pilihan hidup kita saat ini. Raja Salomo mengawali masa mudanya dengan kehidupan yang sukses hingga namanya menjadi terkenal di seluruh dunia. Namun, di akhir hayatnya semua kesuksesan itu hanya tinggal kenangan. Pengkhotbah berpesan agar kita menikmati masa muda kita semaksimal mungkin. Namun, bukan berarti kita bebas melakukan apapun yang diinginkan hati kita. Semuanya harus berjalan sesuai dengan jalan Tuhan. Amsal 27:1 mengatakan, “Janganlah memuji diri karena hari esok, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.” Segala kebanggaan diri kita hari ini tidak bisa menjamin hari esok, jika kita tidak melakukannya dengan benar dan menaati kehendak Tuhan. Tuhan telah merancangkan yang terbaik untuk masa depan setiap umat manusia. Namun, untuk mendapatkan yang terbaik di masa depan, tindakan kita saat ini sangatlah menentukan. Jika kita menjalani hidup dengan berpesta dan berfoya-foya, untuk hal-hal yang tidak berguna, maka kemungkinan kita akan menikmati masa tua seperti kehidupan kakek di atas. Marilah kita menyambut masa depan yang telah Tuhan persiapkan untuk kita dengan melakukan yang terbaik pada saat ini! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih telah merencanakan masa depan yang terbaik untukku. Bantulah aku untuk mendapatkan berkat terbaik-Mu itu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 25 April 2024

    Bacaan:

    "Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya." (Amsal 10:1)

    Renungan:

    Ada seorang anak bernama Fery yang tumbuh menjadi anak yang baik dan penurut. Namun, sejak remaja, ia berubah menjadi anak pemberontak. Meski begitu, kasih sayang ibu tak pernah pudar. Ibunya sangat menyayanginya dan dalam setiap doanya, nama Fery tak pernah terlupakan. Tidak masalah jika anak menutup telinga saat berbicara dengannya, ibu akan tetap menasihatinya. Dengan berlinang air mata, dia memohon kepada Tuhan untuk melindungi putranya dari pergaulan buruk. Saat Fery sedang tidur, dia berlutut di samping tempat tidurnya dan berdoa untuknya. Fery tahu semua yang telah dilakukan ibunya untuknya. Jauh di lubuk hatinya, dia sangat mencintai ibunya. Namun, ia merasa kini telah menjadi seorang pemuda. Dia tidak mau mendengarkan nasihat ibunya lagi. "Aku lelah mendengarkan ibu berbicara setiap hari, telingaku sakit mendengarkannya, Bu. Aku sudah dewasa dan aku tahu apa yang aku lakukan."

    Suatu ketika, saat pulang sekolah, ia diajak oleh teman-temannya ke tempat pelacuran. "Tidak ada salahnya aku mencoba," pikirnya. Fery pergi bersama mereka. Tinggal beberapa meter lagi mereka akan masuk ke dalam rumah itu. Tiba-tiba ia teringat kepada ibunya. Nasihat-nasihat sang ibu terngiang dengan sangat jelas di telinga Fery. Bayangan ibunya yang sedang berlutut, dan berdoa sambil menangis terlintas dalam benaknya. "Bagaimana perasaan Ibu bila mengetahui aku datang ke tempat seperti ini? la pasti akan sangat sedih." Langkah-langkah kaki Fery semakin terasa berat. Ia memandang rumah itu. Rasa jijik menyelimuti dirinya. "Tidak, aku harus pulang!" la berbalik dan segera berlari meninggalkan tempat itu dan tidak pernah kembali lagi.

    Ketika melihat kisah di atas, sepertinya nasihat sang ibu sama sekali tidak kena pada sasaran. Namun pada akhirnya, ketika si anak diperhadapkan dengan godaan dunia, ia kembali teringat akan nasihat ibunya. Di sini Roh Kudus berperan dalam mengingatkan semua nasihat-nasihat yang diberikan kepada anak. Mendidik anak sangat penting tetapi kita jangan lupa ada bagian yang sangat penting, yaitu selalu mendoakan mereka. Amsal berkata supaya para orang tua menasihati anak-anak mereka untuk takut akan Tuhan. Mendidik anak ke jalan yang benar itu sangat penting. Amsal 22:6 mengatakan, “Ajarilah orang muda menurut jalan yang benar baginya, supaya pada masa tuanya ia tidak menyimpang dari jalan itu.” Anak adalah anugerah yang Tuhan berikan untuk dijaga. Pendidikan berupa nasihat yang baik akan membimbing dan mengarahkan mereka ke jalan yang benar. Seperti yang dilakukan ibu Fery, dia telah melakukan apa yang dia bisa sebagai orang tua. Nasihat dengan firman Tuhan dan berdoa. Marilah kita tanamkan ajaran yang baik dan benar pada anak-anak kita, agar mereka hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, jagalah anak-anakku di mana pun mereka berada saat ini. Ingatkanlah mereka jika mereka melangkah di luar jalan-Mu. Engkau yang berkuasa menjaga mereka, maka aku serahkan mereka ke dalam tangan-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 24 April 2024

    Bacaan:

    "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103:13)

    Renungan:

    Pada tahun 2011, Tony Goldman sedang melakukan safary trip di Duba, Botswana, dengan anaknya. Ketika sedang dalam perjalanan di suatu padang rumput, di tepian sungainya, Goldman menyaksikan suatu kejadian luar biasa yang akhirnya ia abadikan dengan perlengkapan kamera yang ia bawa. Goldman dan anaknya berhasil menangkap sebuah adegan yang sangat spektakuler yang melibatkan seekor buaya, seekor anak singa, dan tiga singa betina dewasa. Semua hewan itu terlibat dalam sebuah perkelahian yang seru dan tidak akan terlupakan oleh Goldman. Perkelahian tersebut dimulai ketika reptil itu mencoba menyerang si anak singa. Sang induk, si singa betina, secara naluriah mempunyai sifat melindungi anggota keluarganya dari segala ancaman apa pun. Karena itulah sang induk langsung menyerang buaya tersebut. Kemudian dua singa betina yang lain ikut membantu temannya. Dengan strategi yang baik, singa betina ini mengepung dan menyerang buaya ini secara ganas. Dalam keadaan terkepung buaya tersebut berhasil menggigit salah satu singa betina, namun singa yang lain langsung menggigit dan mengoyak bagian leher si buaya. Setelah berhasil membunuh si buaya, mereka menyantap bangkai buaya itu bersama-sama anak singa yang sebelumnya diserang tersebut. Goldman memberikan komentar, "Semua ini berlangsung kira-kira 15 menit, di mana hanya ada saya, anak dan sopir saya yang melihatnya langsung. Kami sangat beruntung dapat mengambil foto dan kejadian alam yang jarang sekali terjadi ini."

    Induk singa akan sangat melindungi anaknya dari bahaya apa pun. Karena memang Allah membekalinya dengan naluri melindungi. Tapi Tuhan berbeda. Yang Tuhan punya bukan sekedar naluri, tapi cinta yang tulus. Tuhan sangat menyayangi kita semua anak-anak-Nya, dan sudah menjadi kerinduan Dia untuk selalu melindungi kita semua. Karena perbuatan Tuhan yang selalu melindungi inilah, Daud selalu mengucapkan rasa syukur-Nya. Bagi Daud, Tuhan adalah gunung batunya, perisainya, tanduk keselamatannya, kota bentengnya, tempat perlindungannya, dan yang terutama adalah Juruselamatnya. Alasan mengapa Daud memuji Tuhan seperti ini adalah karena Tuhan selalu menyelamatkan Daud dari bahaya maut, dari musuh-musuhnya dan terutama dari serangan Raja Saul. Di dalam mazmurnya yang lain, Daud menyebutkan sifat Tuhan bagaikan seorang bapa yang sayang kepada anak-anaknya. Karena itu, Daud jarang merasa cemas dengan hidupnya.

    Mari kita belajar dari Daud yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Jika seekor induk singa saja rela mati demi anaknya, apalagi Tuhan yang adalah Bapa kita. Jangan takut dengan semua masalah. Ingatlah bahwa Tuhan selalu ada di pihak kita, dan akan selalu menjadi perisai kita! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih telah menjadi gunung batu dan perisaiku. Bersama-Mu aku tidak takut bahaya. Berilah aku ketenangan dalam menjalani hidup ini. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 23 April 2024

    Bacaan:

    "Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu." (Amsal 16:3)

    Renungan:

    Seandainya kita adalah gitar, kita tidak dapat menghasilkan hal baik apa pun atau musik apa pun tanpa ada yang memainkannya. Karena itulah kita sangat membutuhkan seseorang yang dapat memakai kita untuk dapat berfungsi dengan maksimal. Kita butuh tangan seorang maestro yang piawai dalam mengalunkan nada dari senar kita. Melalui nada yang keluar dari diri kita, banyak orang akan senang dan merasakan kedamaian ketika mendengarkannya. Kita akan menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain, dan menjadi berkat bagi mereka. Akan tetapi, siapakah pribadi yang dapat memainkan nada dari dalam diri kita? Siapa yang dapat memberdayakan kita secara maksimal? Siapa lagi kalau bukan Tuhan Yesus. Dialah Sang Maestro!

    Jika Yesus adalah pemain musiknya, dan kita adalah gitarnya, maka sudah sewajarnyalah jika kita menyerahkan hidup kita secara total kepada-Nya. Sebab, tanpa Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kita hanyalah sebuah alat yang akan mati dan tidak berfungsi dengan baik. Paling tidak ada empat kali dibicarakan secara tegas di dalam Alkitab mengenai penyerahan diri kepada Tuhan. Yang pertama ada di dalam Mzm 37. Jelas ditulis bahwa kita harus menyerahkan hidup kita dan percaya kepada Tuhan, sehingga la akan bertindak. Kemudian Mzm 55 menasihati kita untuk menyerahkan semua kekhawatiran kita kepada Tuhan, sebab la akan memelihara hidup kita. Ingat, Tuhan tidak akan membiarkan hidup kita goyah! Di dalam Ams 16:3, kita memperoleh jaminan kesuksesan dalam setiap perencanaan kita asalkan kita mau menyerahkan semua tindakan kita ke dalam tangan Tuhan. Dan yang terakhir, Petrus menuliskan hal yang serupa dengan yang ditulis di dalam Mzm 55 di dalam suratnya. Petrus memberikan kita keyakinan untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan, sebab Dialah yang akan memelihara kita.

    Dari ayat-ayat tersebut kita mau belajar untuk menyerahkan diri senantiasa kepada Tuhan Yesus. Kita tidak ada apa-apanya dan akan mengalami kesulitan tanpa Dia. Tuhan Yesus adalah pemain musik yang handal, dan kita adalah gitarnya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu berserah diri sepenuhnya kepada-Mu dalam setiap kondisi hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 22 April 2024

    Bacaan:

    "Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN." (Imamat 19:16)

    Renungan:

    Kita pasti sering mendengar ungkapan "fitnah lebih kejam dari pembunuhan". Hal ini ada benarnya, karena dengan fitnah, berbagai macam hal buruk dapat terjadi pada orang yang difitnah. Sakit hati, kekecewaan, kebencian, penyiksaan, dan bahkan sampai kematian. Firman Tuhan mengatakan bahwa seseorang yang memberikan kesaksian palsu sama saja dengan senjata tajam dan berbahaya yang dipakai untuk melukai orang lain. Ams 25:18, "Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam." Selain Nabot, Daud dan Daniel, Yesus dan Stefanus juga pernah mengalami fitnah dari saksi-saksi palsu. Dan akhirnya Yesus dan Stefanus dihukum mati karena tuduhan jahat tersebut. Ketika seseorang adalah orang yang benar dan musuhnya tidak dapat menemukan apa pun untuk menjatuhkannya, maka memberikan kesaksian palsu adalah senjata yang umum dan ampuh.

    Dalam Kel 23:1-2 jelas disebutkan bahwa Tuhan melarang orang-orang yang menyebarkan kesaksian palsu, memfitnah orang lain, membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Artinya Tuhan membenci hal-hal itu. Jadi fitnah adalah kekejian di mata Tuhan. Jika kita melihat nasib akhir Raja Ahab dan Ratu Izebel, Tuhan memberikan balasan yang setimpal atas segala kekejian dan kejahatan yang mereka lakukan sepanjang hidup mereka. Mereka berdua dibunuh dengan cara yang sangat mengerikan. Jadi, jangan sampai lidah kita dipenuhi fitnah untuk menjatuhkan orang lain. Sebagai orang beriman, hendaknya kita memuji dan memberikan semangat kepada sesama kita. Kita harus saling mendukung, membantu, dan mengangkat satu sama lain. Hindari kebiasaan membicarakan orang lain, karena di situlah biasanya muncul tuduhan-tuduhan yang mengarah pada fitnah. Kasihi sesama dan jangan memfitnah mereka! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, urapilah mulutku sehingga aku mengeluarkan kata-kata yang membangun dan memotivasi orang lain untuk hal-hal yang baik, bukan yang memfitnah. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 21 April 2024

    Bacaan:

    Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:37-39)

    Renungan:

    Lumba-lumba adalah sahabat bagi para pelaut yang melintasi samudera. Lumba-lumba dapat ditemukan hampir di semua perairan di dunia. Lumba-lumba memiliki kemampuan unik untuk mengeluarkan gelombang suara supersonik yang digunakan sebagai alat navigasi utamanya di perairan luas. Kecepatan berenang lumba-lumba dapat mencapai 30 km/jam, dan hewan ini mampu melompat dari air setinggi 7 meter ke udara. Lumba-lumba bernapas menggunakan paru- paru, oleh karena itu hewan ini perlu naik ke permukaan air untuk mengambil napas melalui lubang hidung yang terdapat persis di atas kepalanya. Lumba-lumba termasuk salah satu hewan dengan kecerdasan yang luar biasa. Lumba-lumba juga dikenal sebagai hewan yang penuh kasih dan sangat bersahabat kepada makhluk apa pun. Lumba-lumba sangat menyukai manusia. Sering kali lumba-lumba akan berenang mengiringi kapal yang sedang berlayar. Mereka senang berlomba-lomba dengan kapal tersebut. Dan banyak sekali terjadi kasus di mana orang-orang yang hampir tenggelam diselamatkan oleh lumba-lumba. Bahkan lumba- lumba memiliki kebiasaan untuk saling menjaga bayi sesamanya walaupun bayi tersebut bukanlah anaknya. Lumba-lumba adalah hewan yang ramah, baik hati, penuh kasih, cerdas, pintar bersosialisasi dan suka menolong makhluk apa pun yang membutuhkan bantuan.

    Di dunia saat ini, kasih, kepedulian dan keramahan merupakan suatu hal yang sangat langka. Orang-orang sudah hampir kehilangan hati mereka yang baik terhadap sesamanya. Kebencian akan ras atau agama tertentu terjadi di berbagai belahan dunia. Bisa kita lihat tingkat kriminalitas yang juga semakin bertambah dan beberapa di antaranya bahkan dilakukan dengan sangat kejam dengan menghilangkan nyawa orang lain. Yesus tahu hal ini, karena itu la sangat menekankan mengenai kasih yang seharusnya dimiliki oleh kita sebagai pengikut-Nya. Jangan sampai kita memiliki kasih hanya kepada diri sendiri sehingga kita mengabaikan orang lain. Kasih yang kita miliki haruslah sebuah kasih yang murni dan tanpa pamrih. Kasih kepada Tuhan dan kepada sesama kita manusia.

    Ketika kita melihat bagaimana lumba-lumba hidup dengan kepedulian dan kasih bukan hanya kepada spesiesnya saja, namun juga kepada manusia, kita seharusnya merasa malu. Sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia, kita seharusnya jauh lebih baik dalam bersikap dan menerapkan kasih sayang dan kepedulian dibandingkan hewan apa pun. Hukum yang kedua adalah mengasihi sesama kita manusia. Yesus mau kita mengasihi semua orang, bukan hanya manusia yang berbuat baik dan peduli pada kita. Hal ini termasuk musuh-musuh kita! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampunilah aku jika selama ini aku kurang berbuat kasih. Bukalah hatiku agar aku dapat melakukannya dengan tulus mulai saat ini. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 20 April 2024

    Bacaan:

    "Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya." (1 Samuel 30:6)

    Renungan:

    Suatu hari seorang siswi kelas 7 di sebuah SMP Negeri tepat memasuki usia 13 tahun. Seperti biasa pagi itu ia masuk ke kelasnya. Teman-teman yang mengetahui bahwa hari itu ia berulang tahun, mengajaknya ke kantin sekolah. Setelah kembali ke kelas, situasi mendadak tegang ketika 2 orang teman sekelasnya mengaku kehilangan uang 300 ribu dan sebuah handphone. Ibu wali kelas segera datang dan memeriksa semua tas yang ada di kelas. Ternyata uang senilai 300 ribu dan handphone itu berada di dalam tas siswi yang berulang tahun tersebut. Kontan teman-temannya menuding dirinya sambil berteriak riuh, "Maling! Pencuri!" Terkejut dan tertekan dengan situasi yang terjadi, siswi tersebut pingsan sebelum teman-teman dan wali kelasnya sempat menjelaskan bahwa peristiwa itu adalah hasil kolaborasi teman-teman dan gurunya yang bermaksud untuk memberi kejutan di hari ulang tahunnya. Sayangnya ia tidak sanggup menerima kejutan itu. Keesokan harinya ia masih masuk sekolah tetapi tidak bisa nyambung, terlihat seperti linglung. Kejutan itu terasa begitu menyakitkan. Berulang kali ia mengatakan bahwa ia tidak bisa menerima bahwa dirinya dituduh mencuri. Kejutan itu membuatnya terguncang dan sulit makan maupun tidur. Kondisinya melemah sehingga harus dirawat di rumah sakit. Akhirnya ia meninggal dunia 2 minggu kemudian. Kejutan itu merenggut nyawanya.

    Hidup memang tidak lepas dari kejutan. Hidup yang kita jalani sering kali menyimpan

    banyak kejutan. Kejutan adalah sesuatu yang tidak pernah kita duga atau harapkan untuk terjadi. Namun, dalam perjalanan hidup, hal itu terjadi. Tentu tidak menjadi masalah jika kejutan yang ada adalah kejutan yang menyenangkan, misalnya mendapatkan kenaikan pangkat, keuntungan besar, mendapat mobil baru, rumah baru, dll. Kita malah menantikan dan menyambut dengan gembira kejutan seperti ini. Namun, bagaimana dengan kejutan yang tidak menyenangkan? Bagaimana dengan sakit-penyakit yang datang tiba-tiba, kematian yang merenggut orang yang kita kasihi, problem rumah tangga yang baru saja terbuka jelas, dan karier yang mendadak terhenti. Tentu kita tidak mengharapkan kejutan yang seperti ini, bukan? Di dalam kejutan yang seperti ini, biasanya kita berseru, "Di manakah Tuhan?"

    Daud mendapat kejutan ketika pulang dari peperangan dan sampai di Ziklag, ternyata Ziklag sudah dibumihanguskan, para anak dan istri ditawan oleh bangsa Amalek. Bagaimana respons Daud menanggapi kejutan tersebut? Daud menguatkan imannya kepada Tuhan. Orang majus dikejutkan ketika tidak menemukan bayi raja di dalam istana kota Yerusalem tetapi malah di kota kecil yang bernama Bethlehem. Bagaimana responsnya? Orang majus tetap datang dan menyembah. Mari teladani Daud dan orang majus, ketika dikejutkan dengan hal yang tidak menyenangkan mereka tetap tidak berpaling dari Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, tolonglah aku ketika menghadapi kejutan yang tidak menyenangkan. Berikanlah aku hati yang tetap percaya bahwa Engkau masih memegang kendali atas semuanya. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 19 April 2024

    Bacaan:

    "Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" (Pengkhotbah 5:5)

    Renungan:

    Kita sering mendengar seseorang berkata, "Tolong dimaklumi ya, saya kan juga manusia." Bukan sekali dua kali orang ini berkata seperti itu, tetapi sering kali. Memang tidak ada yang salah dari isi perkataannya tersebut, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mudah sekali orang tersebut berkata seperti itu? Sepertinya perkataan itu menjadi sebuah "bahan mainan" saja, yang diberikan kepada orang lain, lalu mengharapkan orang lain terkesima dan kemudian diam seribu bahasa. Hal ini bukan hanya terjadi di "dunia sekuler", tetapi di "dunia rohani" pun sering terjadi. Jelas ini menunjukkan bahwa orang tersebut terlalu mudah untuk berbuat salah dan terlalu mudah pula untuk minta dimaklumi.

    Dalam Pkh 5:5 dikatakan, "Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" Perhatikan, "senjata" orang tersebut adalah kata "khilaf". Kata itu menunjukkan suatu tindakan yang tidak benar, namun tidak disengaja. Atau, merupakan tindakan kebetulan, yaitu kebetulan salah. Dengan kata lain, orang yang berbuat salah tersebut minta dimaklumi karena menurut dia tidak ada motivasi di dalam dirinya untuk berbuat salah. Itu bisa benar

    kalau dilakukan satu kali, tetapi kalau hal tersebut dilakukan sering kali, itu berarti sudah pada kategori sengaja. Atau paling tidak, sengaja untuk tidak mau belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. Kebanyakan kesalahan dilakukan dengan alasan tidak disengaja

    itu berkaitan dengan kata-kata. Sudah jelas-jelas perkataannya menyinggung dan menyakitkan hati orang lain, masih juga dia berkata bahwa itu kekhilafan. "Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung dan menyakiti hati Anda, " demikian dalihnya. Ini jelas menunjukkan bahwa orang itu tidak bisa mengekang lidahnya atau tidak mau menganalisa setiap perkataan yang hendak keluar dari mulutnya. Orang sekarang berkata, "Ember!" Terhadap orang seperti itu, biasanya orang lain hanya berkata, "Khilaf kok terus-menerus!"

    Pengkhotbah tidak mengajarkan agar kita diam seribu bahasa dalam segala perkara, baik tidak berkata-kata maupun tidak berbuat sesuatu. Bukan itu yang dimaksudkan! Yang diajarkan kepada kita di sini adalah supaya kita jangan "grusa-grusu", tetapi harus menganalisa setiap perkataan dan perbuatan yang akan kita katakan dan lakukan. Dengan demikian, kita tidak cenderung berkata dan berbuat salah, serta tidak mudah mengatakan bahwa itu adalah kekhilafan. Ingat, kita harus menjadi berkat, bukan menjadi batu sandungan! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berikanlah aku hikmat agar dapat memikirkan apa yang ingin aku katakan dan lakukan, sehingga aku tidak selalu melakukan kesalahan baik di hadapan-Mu maupun di hadapan sesamaku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 18 April 2024

    Bacaan:

    "Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar." (1 Samuel 28:5)

    Renungan:

    Suatu ketika saya membeli beberapa pohon mawar untuk ditaruh di kebun sekolah. Saat pertama kali melihatnya saya begitu tertarik karena warna bunganya yang menarik, ada yang merah, kuning dan ungu. Namun ketika melihat ada banyak duri pada pohon mawar tersebut saya sempat mengurungkan niat untuk membelinya, karena saya berpikir kalau-kalau ada murid kelas kecil yang dekat-dekat pohon mawar dan memegang bunganya dan kemudian tertusuk durinya. Tetapi akhirnya saya beli juga pohon mawar tersebut karena keindahan bunganya. Keindahan bunga mawar itu tidak berarti kita saya lebih memerhatikan duri-durinya yang tajam .

    Alkitab mencatat dua tokoh bersejarah yang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu situasi. Ketika Saul diperhadapkan dengan bangsa Filistin yang terkenal kuat, ia langsung ketakutan. Keberaniannya hilang seketika, saat melihat bala tentara musuh yang begitu banyak. Kekuatannya langsung dilemahkan oleh apa yang terlihat di depan matanya. Berbeda dengan Daud ketika ia melihat Goliat, sang prajurit kebanggaan bangsa Filistin, datang untuk menantang dan menghina bangsa Israel. Daud tidak berlari ketakutan seperti tentara lainnya, tetapi ia marah melihat tentara umat pilihan Tuhan dihina. Keberaniannya tidak menciut ketika melihat Goliat yang berbadan besar. Bahkan, ketika Saul mengatakan bahwa Goliat adalah seorang prajurit perang sejak masih muda, hal itu tidak menyurutkan keberanian Daud. Sekalipun tidak ada seorang pun yang benar-benar percaya ia dapat melawan Goliat, namun ia tetap percaya dan maju sebab ia datang dengan nama Tuhan. Ia memandang musuhnya dari sisi yang berbeda, ia melihatnya dari kaca mata iman bahwa Goliat dapat dikalahkan. Daud berani bukan karena ia merasa diri kuat. Jika dilihat dari perawakannya, Daud adalah seorang yang bertubuh kecil. Berbeda dengan Saul yang dikatakan bahwa perawakannya paling tinggi di antara seluruh kaumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Daud tidak mengandalkan kekuatan fisiknya semata, namun ia mengandalkan Tuhan yang akan menjadi Pembelanya.

    Ketika kita menemui mawar berduri di dalam perjalanan hidup, ada dua kemungkinan yang akan kita lakukan dan itu tergantung pada cara kita melihat. Apakah kita fokus pada keindahannya atau pada durinya. Di sinilah letak perbedaan orang yang optimis dan pesimis. Sama-sama mendapatkan mawar, namun si pesimis selalu memandang duri dan si optimis akan selalu fokus pada bunga yang indah. Jika kita menjadi orang yang pesimis, maka sepanjang hidup kita tidak akan menjadi seseorang yang berarti dan akan seterusnya menjadi pesimis yang tidak pernah maju. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan hikmat-Mu sehingga aku selalu berpikir positif atas setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 17 April 2024

    Bacaan:

    Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9)

    Renungan:

    Ternyata di dalam melayani Tuhan dibutuhkan juga rasa percaya diri. Beberapa kali saya berjumpa dengan teman seiman ketika diminta untuk melayani, mereka selalu menjawab, "Nanti dulu, saya belum siap. Saya tidak bisa karena tidak berpengalaman. Nanti kalau saya sudah punya banyak uang baru saya akan melayani Tuhan," dan masih banyak alasan lainnya. Apakah pemikiran tersebut benar demikian?

    Jika kita membaca kisah Tuhan Yesus dielu-elukan di Yerusalem, mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Tuhan Yesus lebih memilih keledai untuk ditunggangi, bukannya kuda atau unta yang lebih kuat daripada keledai? Pertanyaan ini pastinya muncul karena bagi sebagian besar orang, keledai dianggap sebagai hewan yang lemah dan biasa- biasa saja. Tidak sama seperti kuda yang nampak kuat, gagah dan perkasa. Akan tetapi, hal ini dilakukan-Nya bukan tanpa sebab. Alasan dari tindakan Tuhan Yesus tersebut, selain karena la ingin menggenapi nubuatan Nabi Zakharia, la pun ingin menyatakan bahwa diri-Nya menyukai kesederhanaan. Nampaknya kesederhanaan sudah sejak awal menjadi bagian dari diri Tuhan Yesus. Ketika Ia lahir, Ia tidak memilih tempat yang mewah dan nyaman, tetapi tempat yang sangat sederhana. Ia pun tidak memilih orang tua yang kaya raya, sebaliknya hanya seorang tukang kayu. Ketika melayani dari kota ke kota, la tidak mengendarai apa pun, tetapi lebih memilih untuk berjalan kaki. Ketika memilih murid-murid-Nya pun, la tidak memilih orang-orang terpandang, kaya raya, ataupun orang-orang suci. Sebaliknya, la lebih memilih orang-orang berdosa, miskin, yang tidak dianggap oleh dunia. Perlu diketahui bahwa Tuhan lebih memilih orang biasa untuk dijadikan luar biasa, agar kemuliaan-Nya dapat lebih dinyatakan kepada semua orang. Ketika melawan bangsa Filistin, Tuhan tidak memakai seseorang yang ahli dalam peperangan, justru la memilih seorang anak yang masih sangat muda dan tidak berpengalaman, yaitu Daud. Ketika mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, Ia tidak memakai seseorang yang pandai berbicara. Sebaliknya, la memakai seseorang yang berat lidah seperti Musa. Ia pun memakai Paulus yang dahulu adalah seorang penghujat, penganiaya, dan seorang yang ganas, untuk menjadi pewarta firman.

    Jika saat ini kita ragu untuk melayani Tuhan karena keterbatasan fisik atau kita merasa tidak mempunyai cukup uang, kurang pintar, tidak fasih berbicara, mempunyai masa lalu yang kelam, dll, ingat, sebelum kita, sudah banyak 'orang biasa' yang dipakai Tuhan dalam pekerjaan tangan-Nya. Tuhan mampu mengubah kekurangan kita menjadi kemuliaan-Nya, yang penting kita siap dipakai oleh Tuhan! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau menjadikan aku berharga di mata-Mu. Dalam segala keterbatasanku, pakailah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 16 April 2024

    Bacaan:

    "Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut." (Amsal 14:27)

    Renungan:

    Di sekolah tempat saya bekerja ada banyak tanaman yang sayat tanam di sekitar gua Maria. Suatu ketika saya melihat beberapa pohon yang bagus, daun-daunnya habis bahkan ada yang tinggal batangnya saja. Setelah saya perhatikan ternyata ada banyak ulat yang menggerogoti dedaunan tersebut. Kecewa dan kesal pastinya jika mendapati tanaman kesayangan telah habis dedaunannya dan hanya tinggal ranting-rantingnya saja. Usaha memelihara tanaman tersebut terasa sia-sia karena ulah sang ulat. Namun, jika melihat akibat yang dihasilkan, maka dapat dikatakan bahwa ulat adalah binatang 'pekerja keras'. Sangat mengesankan, seperti dikejar deadline ulat dapat menggundulkan tanaman dalam waktu yang relatif singkat. Ulat seakan tidak memiliki waktu luang dan tidak ingin membuang waktu sedikit pun. Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan menuju sebuah keadaan di mana diperlukan energi yang besar, yaitu masa kepompong. Masa kepompong adalah masa kritis bagi ulat, di mana ulat akan hidup terkurung tanpa makanan dan minuman.

    Ulat hanyalah binatang, yang secara naluri mempersiapkan dirinya menghadapi masa krisis. Berbeda jauh dengan manusia yang diciptakan dengan memiliki akal budi, yang memungkinkan manusia untuk berpikir. Dengan berpikir, manusia memiliki pola pandang yang jauh ke depan dan mampu membuat perencanaan yang lebih baik. Namun, sering kali kita terlena dengan situasi aman, sehingga membuat kita tidak siap untuk menghadapi situasi sulit. Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa segala sesuatu ada waktunya. Kehidupan kita tidak pernah luput dari masa-masa yang menyenangkan, yang kemudian akan digantikan dengan masa-masa sulit, sebab ini adalah sebuah kepastian. Untuk itu, kitab Amsal mengatakan agar kita bijaksana melihat ke depan dan membuat rencana-rencana. Sebab ada beberapa orang memulai kehidupannya dengan baik, tetapi berakhir buruk karena tidak berencana untuk menghadapi situasi sulit.

    Sebagai pengikut Yesus, sudah seharusnya kita hidup dengan bijaksana sehingga kita bisa membuat perencanaan untuk masa depan kita dan strategi untuk mengantisipasi masa-masa sulit yang pastinya akan kita lewati. Kebijaksanaan itu sendiri hanya dapat kita peroleh ketika hidup kita dekat dengan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berikanlah aku hikmat-Mu, agar apapun yang aku kerjakan menjadi berhasil dan berguna bagi banyak orang. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 15 April 2024

    Bacaan:

    Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." (Yohanes 5:7)

    Renungan:

    Manusia adalah makhluk sosial karena manusia tidak akan dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari orang lain. Namun, bukan berarti dalam segala aspek hidup, kita sebagai manusia harus mengandalkan orang lain sepenuhnya, sebab manusia memiliki keterbatasan. Jika hidup kita terlampau mengandalkan orang lain, maka secara tidak langsung kita ragu akan kemampuan diri sendiri, terlebih lagi kemampuan Tuhan. Hal inilah yang dilakukan oleh orang lumpuh di kolam Betesda.

    Kisah ini berawal ketika Yesus melihat orang lumpuh tersebut sedang berbaring di dekat kolam, menunggu malaikat Tuhan yang sewaktu-waktu akan turun ke kolam itu dan mengguncangkan air yang ada di dalamnya. Sebab, barangsiapa yang lebih dulu masuk ke dalam kolam itu akan menjadi sembuh. Yesus mengetahui bahwa orang lumpuh itu telah lama berada dalam keadaan demikian. Untuk itu, la menawarkan kesembuhan kepada orang lumpuh tersebut, dengan bertanya, "Maukah engkau sembuh?" Tetapi, nampaknya orang itu tidak menduga akan penawaran kesembuhan yang diberikan kepadanya, karena ia masih berfokus pada masalahnya. Orang lumpuh itu menjawab, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Seharusnya orang lumpuh itu hanya perlu menjawab, "Ya". Tetapi, orang lumpuh itu seolah-olah menyalahkan orang lain atas kondisi yang ia alami.

    Terkadang kita pun sama seperti orang lumpuh tersebut. Ketika kita terlampau mengandalkan orang lain, kita sudah menjadikan diri tidak berdaya, menjadikan hati kecewa dan tidak jarang mempersalahkan orang lain atas keadaan yang kita alami. Terlebih lagi kita tidak dapat melihat pertolongan yang Tuhan tawarkan kepada kita. Manusia memang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Untuk itu, kita memerlukan satu pribadi yang kuat, yang dapat kita andalkan. Dalam hal ini hanya ada satu pribadi, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita. Sebagai anak Tuhan, sudah seharusnya kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Sebab firman-Nya jelas mengatakan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri. Akan tetapi, diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan. Jika dahulu kita tidak mengandalkan Tuhan, sekarang sudah saatnya untuk mengandalkan Tuhan. Nantikanlah perkara ajaib yang akan la kerjakan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampunilah aku karena selama ini aku hanya mengandalkan kekuatanku sendiri saat masalah mendera dalam hidupku, sehingga hanya kekecewaan yang kudapati. Kini aku menyadari bahwa hanya Engkaulah satu-satunya andalan dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 14 April 2024

    Bacaan:

    "Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya." (Pengkhotbah 7:2)

    Renungan:

    Dua hari lalu om saya meninggal dunia dan kemarin dimakamkan. Begitu banyak yang datang untuk melayat. Mereka datang sebagai bentuk belasungkawa dan untuk memberikan penghiburan kepada keluarga kami. Biasanya ketika kita pergi ke rumah duka, suasana yang terlihat adalah kesedihan dan air mata, baik di dalam diri keluarga yang ditinggalkan maupun di dalam diri orang-orang yang melayatnya. Kita tidak akan menemukan sukacita di sana. Mungkin, itulah sebabnya orang lebih memilih pergi ke rumah pesta daripada pergi ke rumah duka, kecuali jika yang berduka adalah anggota keluarga atau orang terdekatnya.

    Raja Salomo mengajarkan kita bahwa pergi ke rumah duka lebih baik daripada pergi ke rumah pesta. Mengapa? Sebab ketika kita pergi ke rumah duka, menyaksikan sesosok mayat yang sudah terbujur kaku, maka kita akan mendapat pencerahan tentang makna hidup ini. Kita semakin tersadar akan kefanaan hidup, bahwa masa hidup kita di dunia ini hanya sementara saja. Suatu saat, kita juga akan mengalami kematian seperti orang yang kita layat dan akan diperhadapkan kepada Sang Pencipta, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama kita ada di dunia ini. Itulah pentingnya pergi ke rumah duka. Dan semakin sering kita pergi ke rumah duka, menyaksikan orang yang telah meninggal, maka semakin sadarlah kita akan makna hidup ini. Dengan demikian, kita pun akan ingat kepada Tuhan, dan menjalani hidup dengan lebih baik. Akan tetapi, tidak demikian ketika kita pergi ke rumah pesta. Di rumah pesta, kita akan menemukan orang-orang yang sedang larut dalam kegembiraan dan menikmati hidup dengan segala keinginan hati mereka. Kita tidak akan menemukan orang-orang yang bersedih hati di sana, atau orang-orang yang sedang menangis. Akibatnya, kita pun akan ikut-ikutan bersenang-senang dan larut dalam kegembiraan, sehingga kita cenderung lupa akan hidup yang hanya sementara saja. Kita jadi lupa bahwa suatu ketika kita juga akan mati serta akan mempertanggungjawabkan kepada Tuhan semua perbuatan kita di dunia ini. Dan semakin sering kita pergi ke rumah pesta, maka semakin sulitlah kita menyadari makna hidup kita.

    Sesekali pergi ke rumah pesta tidaklah salah. Tetapi pergilah juga ke rumah duka, sehingga kita disadarkan akan hidup kita yang fana di dunia ini. Jika kita ditinggal mati oleh anggota keluarga, kerabat, teman, atau tetangga kita, maka jadikanlah itu sebagai sarana perenungan akan makna hidup. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ingatkan aku untuk pergi ke rumah duka, bukan hanya ke rumah pesta, agar aku sadar akan makna hidup yang sesungguhnya, sehingga hidupku dapat direm serta diingatkan kembali untuk lebih dekat pada-Mu, dan pada saat aku Kau panggil menghadap-Mu, aku telah siap . Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 13 April 2024

    Bacaan:

    "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti." (Yesaya 48:18)

    Renungan:

    Suatu ketika hiduplah seorang pembuat sepatu yang miskin. Pendapatannya dari membuat sepatu hanya cukup untuk makan saja. Meskipun demikian, ia selalu kelihatan gembira dan bernyanyi sepanjang hari. Ketika ia bernyanyi, banyak anak kecil yang datang ke rumahnya dan mereka bergurau dengannya. Karena merasa terganggu dengan suara nyanyian si tukang sepatu tersebut, orang kaya yang tinggal di sebelah rumahnya mencari akal bagaimana membuat si tukang sepatu berhenti menyanyi. Ia pun menyiapkan sekantong uang dan memberikannya kepada si tukang sepatu. Betapa senangnya si tukang sepatu menerima kantong berisi uang tersebut, ia memeluk serta memandanginya, maklumlah selama hidupnya ia belum pernah melihat uang sebanyak itu. Karena takut hilang, ia membawa uang itu ke tempat tidurnya dan meletakkannya di bawah bantal. Tetapi ketika hendak berbaring tidur, ia khawatir jangan- jangan ada maling yang masuk ke rumahnya dan tidak hanya mengambil uang tersebut, tetapi juga membunuhnya. la pun bangun, mengambil kantong uangnya dan menaruhnya di loteng rumah. Setelah itu ia berpikir, "Ah, akan lebih aman jika aku menyimpannya di lemari yang terkunci, tetapi biasanya orang akan curiga jika melihat lemari terkunci rapat dan mereka akan berusaha membuka dengan paksa dan mengambil uangku. Sebaiknya aku menggali lubang di kebun dan memendamnya di sana." Begitulah yang terjadi setiap hari, tukang sepatu itu begitu sibuk dengan uangnya sehingga ia tidak sempat lagi bekerja membuat sepatu. Kini ia punya kesibukan lain yang menguras pikiran dan kegembiraannya. Rumah kecilnya pun kelihatan begitu sepi, tidak ada lagi suara merdu yang berkumandang dari dalamnya, tidak ada lagi suara anak-anak yang bersukacita dan bercanda dengannya, semua telah meninggalkannya dan kini ia penuh kekhawatiran karena uang yang ada padanya. Tukang sepatu itu menyadari bahwa ia kini begitu menderita dan sangat tidak bahagia karena uang itu. la pun memutuskan untuk menggali uang yang dipendamnya serta mengembalikannya kepada orang kaya yang telah memberikan uang itu. Sejak mengembalikan uang tersebut, ia kembali bekerja sambil bernyanyi. Anak-anak kecil pun kembali berdatangan ke

    rumahnya dan kebahagiaan yang pernah hilang kini dimilikinya kembali.

    Kebahagiaan tidak ditentukan oleh banyaknya uang ataupun harta yang kita miliki. Memiliki banyak uang dan harta tanpa bisa mengontrol diri agar tidak dikuasai oleh uang dan harta tersebut, hanya akan mencuri kebahagiaan yang kita miliki dan membuat kita jauh dari Tuhan. Kaya atau miskin, masing-masing orang bisa menciptakan kebahagiaannya sendiri dengan cara mensyukuri keberadaannya dan menikmati apa yang Tuhan percayakan kepadanya, tanpa membandingkan diri dengan orang lain yang lebih berada. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih untuk damai sejahtera yang telah Kau berikan padaku. Biarlah damai itu tetap tinggal dalam hatiku, sehingga melalui hidupku banyak orang diberkati. Amin. (Dod).