Avsnitt

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 9 Maret 2025

    Bacaan:

    Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." (Matius 15:32)

    Renungan:

    Firman Tuhan menceritakan bahwa hati Yesus tergerak oleh belas kasihan saat la melihat empat ribu orang lebih mengikuti Yesus dan mereka tidak mempunyai makanan. Untuk itu Yesus berinisiatif untuk memberi mereka makan, sehingga mereka tidak kelaparan! Kita dapat melihat di kisah ini, ternyata Yesus sangat acuh dengan keadaan orang-orang yang mengikuti-Nya. Yesus tahu persis kebutuhan utama orang-orang yang dengan setia mengikuti-Nya! Seandainya saja empat ribu orang lebih itu ada yang tidak setia, sehingga mereka meninggalkan Yesus sebelum hari ketiga, maka sangat mungkin mereka tidak melihat, merasakan, dan menikmati mujizat yang Yesus lakukan, yakni bagaimana Yesus memberi mereka makan hanya bermodalkan tujuh roti dan beberapa ikan!

    Jika kita setia mengikut Yesus seumur hidup kita, tentu kita akan melihat mujizat demi mujizat yang Yesus lakukan untuk kita. Namun ada hal yang harus diperhatikan dalam hal ini, jangan menganggap mujizat Yesus hanya sebatas harta benda! Banyak mujizat yang Yesus lakukan untuk kita, bahkan jauh lebih bernilai dari harta benda yang kita miliki, misalkan nafas kehidupan, kesehatan jasmani, kekuatan dalam beraktivitas sehari-hari, dll. Jadi, mujizat yang Yesus lakukan untuk kita tidak hanya sebatas uang, uang, dan uang! Bahkan sebenarnya ketika kita masih bisa beribadah dengan aman dan nyaman, itu juga merupakan mujizat yang luar biasa dari Tuhan.

    Memang terkadang dalam mengikut Yesus suka ada keraguan, terlebih lagi saat masalah kehidupan datang silih berganti. Jika iman kita sedang down, alangkah baiknya kita melihat kembali ke belakang, lalu hitung kembali berkat Tuhan. Bila kita masih hidup dengan kebutuhan yang tercukupi sampai saat ini, berarti kehidupan kita tidak pernah terlewatkan dari mujizat! Hal ini akan membuat kita fokus kepada Sang Pembuat Mujizat itu sendiri, yakni Tuhan Yesus Kristus. Mujizat selalu berkelanjutan di dalam kehidupan orang percaya. Bukan hanya Dia tidak akan membiarkan pengikut-Nya yang setia kelaparan, tetapi juga tidak akan membiarkan mereka terkapar ketika menghadapi masalah. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk lebih fokus kepada-Mu, bukan fokus kepada masalah, karena aku tahu Engkau sanggup membuat mujizat bagiku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 8 Maret 2025

    Bacaan:

    Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Ibrani 13:6)

    Renungan:

    Robin Williams, seorang aktor komedi mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena depresi. la menghibur hati begitu banyak orang dengan leluconnya, namun tidak mampu menghibur dirinya sendiri yang gundah gulana. la menjalani kehidupan dengan berjubahkan badut yang menunjukkan wajah yang gembira namun di dalamnya penuh duka dan keputusasaan. Sebuah surat kabar menyatakan, "Bagaimanakah hal ini dapat terjadi? Betapa mengejutkan, memilukan, dan sebuah kehilangan yang besar." Setiap hari ia membuat orang-orang sekitarnya tersenyum. namun dari hari ke hari ia makin tenggelam dalam kehampaan hidup. Apakah pelajaran kehidupan yang dapat kita ambil dari kisah tragis kehidupan aktor komedi ini? Pertama, kita harus memiliki kekuatan untuk bertahan dengan tidak membiarkan persoalan membuat kita terpuruk. Ketika Yosua harus berjalan menduduki tanah Kanaan yang jauh lebih kuat, Tuhan berkata, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu." Sering kali kita lebih mengharapkan dukungan dari orang lain, namun sesungguhnya kekuatan yang bersumber dari dalam diri kita jauh memiliki daya energi yang luar biasa untuk memampukan kita bangkit kembali. Ketika kekuatan kita lemah lesu, katakanlah, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah? Berharaplah kepada Allah!... Penolongku dan Allahku." (Mzm 42:6) Kedua, pertajam pandangan iman kita dengan menyadari kehadiran Tuhan di setiap jalan yang kita lalui. Kekelaman dan kabut tebal kehidupan sering kali membuat kita tidak mampu menyadari kehadiran-Nya. Kita menangis dalam kepedihan hati dan menjerit di hadapan Tuhan, "Di manakah Engkau, Tuhan?" Sebab, kita tidak menyadari bahwa la hadir begitu dekat dengan kita. la berjanji untuk tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita.

    Apa pun beban berat yang menindih dan tekanan yang membungkukkan kita, marilah kita bangkit, dan bertahan melawan arus dunia, serta menyadari bahwa la adalah Tuhan yang proaktif memberikan pertolongan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku bersyukur bahwa Engkau selalu hadir di dekatku. Buatlah aku menyadarinya sehingga aku tetap tegar ketika menghadapi masalah. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 7 Maret 2025

    Bacaan:

    "TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku. Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." (Mazmur 116:6-7)

    Renungan:

    Di dalam kehidupan ini, kita semua sangat membutuhkan "oasis waktu", yakni waktu di mana kita dapat beristirahat dari segala aktivitas yang melelahkan dan berdiam dalam ketenangan. Dan waktu tersebut hanya akan sempurna ketika kita mengundang Tuhan masuk ke dalamnya. Kita dapat memakai waktu tersebut untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan, serta membaca firman-Nya. Sama seperti mobil atau motor yang membutuhkan bensin untuk tetap dapat berjalan dengan baik, demikian kita juga harus dipenuhi dan diisi ulang kembali dengan aktivitas kerohanian. Jangan biarkan kita kehabisan "bensin"! Ada bahaya yang mengancam kita ketika kendaraan kita terhenti di tengah jalan, apalagi di waktu malam. Contohnya adalah risiko adanya orang jahat.

    Demikianlah ketika kita tidak pernah menyediakan waktu untuk menikmati "oasis waktu", maka kita juga menjadi rentan terhadap serangan si jahat. Serangan yang sangat mematikan adalah serangan yang sifatnya "lembut". Serangan lembut itu berupa godaan-godaan untuk berbuat dosa. Kalau kita tidak pernah menyediakan waktu bersama Tuhan, maka kita tidak akan peka terhadap serangan itu. Tanpa kita sadari kita akan terbawa ke dalam jebakan dosa dan akhirnya kita sulit untuk melepaskan diri dari perbuatan dosa tersebut. Oleh sebab itu, mari kita sediakan waktu untuk bersama Tuhan dan nikmati hubungan pribadi dengan-Nya. Mungkin ada yang beralasan bahwa dirinya sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan, tetapi akan jauh lebih sibuk, bahkan sulit ketika kita harus melepaskan diri dari jebakan dosa. Maka, sebelum semua itu terjadi, kita harus menyiapkan benteng rohani kita dengan menyediakan waktu bersama dengan Tuhan. Sesibuk apa pun kita, bahkan semakin kita sibuk, seharusnya semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk bersama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, sadarkanlah aku bahwa aku membutuhkan Engkau. Bantulah aku untuk selalu menyediakan waktu untuk-Mu, agar jalanku selalu lurus bersama-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 6 Maret 2025

    Bacaan:

    Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (Lukas 19:8)

    Renungan:

    Dalam kehidupan kita ada banyak sampah yang tanpa sadar terus-menerus kita timbun. Tanpa sadar, sampah itu mulai merongrong hidup kita. Ada dua sampah yang perlu kita perhatikan, yaitu: 1. Sampah dosa kita. Timbunan dosa kita bisa membuat kita terjerat. Oleh karena itu perlunya kita membuang hal-hal yang keliru atau dosa yang masih terus kita nikmati. Contohnya, seperti kesombongan, ketidakjujuran, kebencian, keserakahan, iri hati, mau menang sendiri, membuat orang lain menderita, korupsi, dll. Jangan sampai dosa menghambat rencana Tuhan yang luar biasa di dalam hidup kita. 2. Sampah sisa-sisa penderitaan masa lalu yang menjadi penghambat kehidupan kita sekarang. Sampah itu bisa berupa luka-luka batin yang masih terus kita simpan hingga sekarang. Lepaskan pengampunan kepada orang-orang yang telah menyakiti kita di masa lalu.

    Mari kita perhatikan ucapan Zakheus, "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Perjumpaan dengan Yesus telah mengubah Zakheus untuk mulai membersihkan hidupnya dari sampah-sampah kehidupan. Zakheus dikenal sebagai pemungut cukai yang sangat mungkin melakukan pemerasan. Itulah sampah dosa masa lalu Zakheus. Zakheus mau membuang sampah dosa tersebut. Apa bukti kalau Zakheus membuang dosanya? Zakheus membuktikan dengan memberikan setengah dari hartanya untuk orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang telah diperasnya. Bagaimana dengan contoh sampah penderitaan masa lalu? Untuk hal ini mari perhatikan kehidupan Yusuf yang tidak mendendam kepada kakak-kakaknya. Atau pun Daud yang menolak mendendam kepada Saul yang telah menimbulkan penderitaan dalam hidupnya.

    Mari kita mulai membersihkan sampah-sampah di dalam hidup kita. Dengan demikian kita akan mengalami kelegaan dan hidup menjadi berkenan di mata Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, bantulah aku untuk membersihkan sampah-sampah di pikiran dan di hatiku agar pikiran dan hatiku senantiasa dipenuhi damai sejahtera-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 5 Maret 2025

    Bacaan:

    "Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan." (Amsal 13:3)

    Renungan:

    Di dalam bacaan Ams 13:3 di atas ditegaskan bahwa orang yang bisa menjaga mulutnya, maka dia akan memelihara nyawanya, sebaliknya, siapa yang tidak bisa menjaga mulutnya, maka dia akan ditimpa kebinasaan. Bukan kebetulan kalau penulis Amsal menasihati kita seperti itu, karena dia adalah orang yang berhikmat, yang tentu berhikmat juga di dalam berkata-kata. Kata "nyawa" sama artinya dengan napas, yang menunjuk kepada "hidup" seseorang. Dengan demikian, siapa yang menjaga mulutnya, dia akan memelihara hidupnya. Mari kita perhatikan tentang seseorang yang terpelihara hidupnya karena kata-katanya baik dan tidak menyakitkan orang lain. Contohnya adalah Daud. Daud, ketika dalam pelarian, baik ketika dikejar oleh Saul, maupun ketika dikhianati Absalom, dia disambut di mana-mana dan orang banyak menyokong makan dan minumnya, bahkan banyak orang yang rela mengikutinya. Itulah salah satu sisi dari apa yang dikatakan dengan "memelihara nyawanya". Sebaliknya dikatakan bahwa orang yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan. Kata "kebinasaan" di sini artinya jatuh. Ada dua pengertian berkaitan dengan kata "jatuh" di sini: Pertama, dalam masalah rasa damai. Orang yang tidak mau memelihara perkataannya akan kehilangan rasa damai, bahkan rasa damai dengan orang lain. Kedua, dalam hal kehidupan. Orang yang tidak memelihara perkataannya akan mengalami kehidupan yang buruk. Dengan demikian sangat jelas bagi kita bahwa kehidupan orang yang menjaga perkataannya akan lebih baik hidupnya daripada orang yang tidak menjaga perkataannya.

    Oleh sebab itu dimulai dari hari Rabu Abu ini, dalam masa pantang dan puasa kita, mari kita berusaha untuk menjaga mulut dan bibir kita, supaya apa yang kita katakan adalah hal-hal yang baik dan benar serta memberkati sesama kita. Dengan perkataan yang baik, kita bukan saja membangun orang lain, tetapi sekaligus juga memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, mampukan aku untuk bisa menahan mulutku dari mengatakan hal-hal yang tidak benar, sebaliknya urapilah mulutku agar dapat mengatakan hal-hal yang membangun sesama. Amin. (Dod)

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 4 Maret 2025

    Bacaan:

    "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23)

    Renungan:

    Sebelum era permainan digital menjadi sangat canggih, semua dimulai dengan permainan yang sederhana yang diciptakan oleh seorang ilmuwan Amerika Serikat yang bernama William Higinbotham. Video game pertama di dunia yang dibuat secara grafik tersebut benama "Tennis For Two", pada tahun 1958. Permainan ini dapat dimainkan oleh dua orang yang akan melakukan simulasi pertandingan tenis dan ping pong yang ditampilkan pada sebuah siloskop. Hal menarik dari game pertama di dunia ini adalah tujuan awal dibuatnya yang tidak dimaksudkan untuk keperluan komersial. Permainan ini tadinya bukan untuk dijual secara umum. Awalnya dibuat untuk dimainkan para pengunjung Laboratorium Nasional Brookhaven, di mana William bekerja, agar mereka tidak bosan selama berkunjung. Siapa sangka bahwa hal sederhana yang awalnya hanya diciptakan untuk menghilangkan kebosanan, ternyata menjadi cikal bakal banyak video game. Pencapaian dan penemuan besar memang sering diawali dengan hal kecil, juga kegagalan. Kita tidak bisa berharap untuk memperoleh hasil yang besar dan menakjubkan hanya dengan sekali usaha. Tidak ada yang instan, baik di dalam pekerjaan, kuliah, keluarga, dan pelayanan. Segala jenis pencapaian dan kesuksesan yang kita harapkan terjadi melalui berbagai tantangan dan kesulitan.

    Jangan lelah mencoba. Jangan hanya sekali atau dua kali kegagalan membuat kita lemah iman dan semangat, sehingga tidak mau mencoba lagi. Mintalah kekuatan dari Tuhan, sehingga mampu meneruskan usaha kita yang mengalami kegagalan. Coba lagi dengan melakukan perubahan, dalam arti mempelajari kesalahan kita dan menghindarinya pada usaha selanjutnya. Kerjakan bersama Tuhan dan seperti untuk Tuhan. Ketika kita mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan, maka kita akan mendapatkan kekuatan baru. Kita harus semakin bersemangat mengerjakan hal tersebut dan berikan yang terbaik untuk Dia.

    Marilah kita terus berkarya dalam bidang kita masing-masing. Mulai dengan hal-hal kecil dan jangan menyerah dengan kegagalan! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih atas keterampilan yang Engkau berikan kepadaku. Bantulah aku untuk mengembangkan ketrampilanku tersebut agar dapat memberkati banyak orang. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 3 Maret 2025

    Bacaan:

    "Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman." (2 Tesalonika 3:1-2)

    Renungan:

    Bagi orang -orang di negara Barat ketika seseorang bersin. orang-orang yang berada di dekatnya akan berkata, "Bless You." Budaya mengatakan "Bless You" setelah seseorang bersin memang sudah diterapkan sejak kecil di Amerika. Bahkan mereka selalu mengucapkan "Bless You" kepada anjing yang bersin. Apakah alasan dari sebuah kebudayaan yang unik ini? Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan asal-muasal kebiasaan ini. Teori terpopuler berkata bahwa bersin bisa membebaskan roh keluar dari tubuh dan menyebabkan kematian. Karena itulah doa dipanjatkan supaya Tuhan memberkati orang yang bersin tersebut dan mencegah hal ini terjadi. Teori lain diduga datang dari masa ketika wabah penyakit pes sedang menyebar luas. Saat itu, gejala utama penyakit pes adalah bersin. Dan penyakit ini dapat menyebabkan kematian juga. Semua hal itu memang terdengar agak konyol. Namun, meskipun semua alasan tersebut berdasarkan kepercayaan takhayul dan kuno, sesungguhnya memang tidak ada salahnya mendoakan kesehatan seseorang. Sebagai anak-anak Tuhan, kita wajib untuk selalu membawa nama orang lain di dalam doa-doa kita. Ini adalah hal penting yang Tuhan juga ajarkan kepada kita. Janganlah hanya mendoakan diri sendiri atau keluarga sendiri terus-menerus, namun doakanlah juga kesejahteraan, kesehatan, keselamatan, dan berkat bagi orang-orang lain yang kita kenal. Terutama mereka yang kita sangat tahu sedang mengalami pergumulan hidup yang berat.

    Ketika saya tahu bahwa ada orang-orang yang berdoa untuk saya, hal tersebut memberikan saya kekuatan dan penghiburan. Saya tahu bahwa saya tidak sendirian. Karena meskipun tidak terlihat, kekuatan doa dari orang-orang lain ikut menopang saya dalam menjalani kehidupan ini. Karena itu, jika kita mendoakan orang lain, kita sudah memberikan dukungan spiritual yang besar bagi mereka. Mungkin mereka tidak mengetahuinya, atau mungkin mereka tidak merasakannya. Namun percayalah, Tuhan mendengarkan doa-doa kita yang kita panjatkan dengan ketulusan hati. Mulai sekarang, marilah bawa orang-orang lain di dalam doa pribadi kita, dan mintalah berkat, perlindungan, pertolongan dan penghiburan bagi orang-orang tersebut. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, bantulah aku untuk selalu mengingat orang lain di dalam doa-doaku dan mulai mendoakan mereka sebagaimana ada orang-orang tertentu yang selalu mendoakan aku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 2 Maret 2025

    Bacaan:

    Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." (Yosua 1:9)

    Renungan:

    Di dalam menjalani kehidupan ini, kita sering kali diperhadapkan pada situasi yang dapat membuat hati kita merasa cemas dan ketakutan. Terkadang perasaan tersebut agak berlebihan dan membuat kita kesulitan tidur, selalu duduk termenung, atau tidak mau melangkah mengambil keputusan apa pun karena takut gagal dan dicela orang. Rasa takut tersebut juga dapat berupa takut jatuh sakit, takut kecelakaan, takut mengalami kemalangan, ataupun takut akan kematian. Rasa takut dapat dialami oleh siapa pun dan kapan pun. Namun kita harus ingat bahwa kita memiliki Tuhan di sisi kita. Dia selalu ada bersama kita dan menjaga kita aman dalam perlindunganNya. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian!

    Mari kita baca janji Tuhan yang diberikan kepada kita di dalam Yoh 14:27, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." Tuhan memberikan kepada kita damai sejahtera yang seharusnya membuat kita tenang dalam menjalani hidup ini. Karena itu seharusnya kita mencoba merasakan rasa damai yang telah Tuhan tinggalkan di hati kita tersebut dan bukannya mengabaikannya. Hati kita terlalu dilingkupi oleh kecemasan dan ketakutan sehingga kita lupa bahwa di dalam Tuhan ada kedamaian. Dan, kedamaian tersebut dapat membantu kita untuk melenyapkan kegentaran, kegusaran, kegelisahan dan ketakutan yang terus menghantui kita. Di dalam Yesus tidak ada ketakutan dan kecemasan. Karena itu, berserahlah penuh kepadaNya! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampunilah aku jika terlalu fokus kepada rasa takut sehingga aku lupa bahwa di dalam Engkau ada ketenangan. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 1 Maret 2025

    Bacaan:

    Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)

    Renungan:

    Nenek Ester adalah seorang pribadi yang menyenangkan dan lincah. Hampir tiga minggu sekali Nenek Ester mampir ke sebuah panti asuhan. Di jam santai, Nenek Ester yang lincah dan ceria itu senang membagikan pengalaman hidupnya, antara lain, pengalamannya sebagai anak panti. Ya! Nenek Ester pun dulu tinggal di panti. Salah satu yang sering ia katakan pada anak-anak, "Lepaskan

    pengampunan, jika kalian ingin bertumbuh menjadi pribadi yang cerah, ceria, dan lincah." Nenek Ester tahu ada banyak luka di hati anak-anak yang ia cintai itu.

    Tidak selamanya penderitaan melahirkan kepahitan, bukan? Saat Yesus wafat di kayu salib, kita kembali mengingat hebatnya penderitaan yang Yesus tanggung. Cinta yang ia nyatakan bukan saja lewat kata, tapi juga darah, dan berujung pada melepaskan nyawa di kayu salib. Pahitkah Yesus? Geramkah Yesus? Tidak! Di antara hidup dan matinya, Yesus berseru, "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Yesus melepaskan pengampunan. Hanya hati yang penuh cinta yang mampu melakukan hal tersebut. Mari, mintalah Allah membalut hati kita dengan cinta-Nya. Lepaskan pengampunan agar ringan dan riang langkah kita menjalani hari demi hari. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, siapakah aku yang terus mengingat kesalahan orang lain? Sedangkan Engkau rela mati bagiku dan mau mengampuni para prajurit yang telah mendera-Mu. Penuhi hatiku dengan cinta-Mu, sehingga aku pun dapat mengampuni setiap pribadi yang telah melukai hatiku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 28 Februari 2025

    Bacaan:

    "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." (Lukas 6:36)

    Renungan:

    Ibu Manda dikenal sebagai orang yang murah hati. Setiap orang yang datang ke rumahnya tak pernah pulang dengan tangan kosong. Ada saja yang mereka bawa, yaitu roti, camilan atau yang lain. Bila ada yang berkeluh-kesah tentang kesulitannya, Ibu Manda berusaha meringankan beban orang itu dengan membeli barang yang mereka tawarkan. Sifatnya yang murah hati mendorong Ibu Manda untuk berbagi dengan sesama, meskipun keadaannya sendiri tidak berlebihan bahkan terbatas. Jika mempunyai sesuatu yang dapat diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan daripada dirinya, perempuan usia lanjut ini tidak akan menahannya.

    Mengapa kita bermurah hati? Dasarnya adalah tindakan Tuhan yang Maha Pemurah. Tuhan menurunkan hujan dan menerbitkan matahari bagi semua orang: yang jahat maupun yang baik. Betapa sering kebaikan Tuhan tidak disambut dengan ucapan terima kasih oleh manusia. Namun Tuhan tak pernah berhenti bermurah hati. Kita diminta agar bersikap seperti itu. Tetap menunjukkan kemurahan hati dan tidak bosan-bosan melakukan dengan tulus ikhlas tanpa berharap apa pun dari orang lain, kecuali untuk kebaikan orang itu, karena Bapa kita adalah murah hati. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, penuhilah hatiku dengan kemurahan-Mu, sehingga melalui kejadiranku banyak orang merasakan kehadiran-Mu sendiri. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 27 Februari 2025

    Bacaan:

    Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu." (Lukas 15:29-31)

    Renungan:

    Di dalam kisah anak yang hilang ada dua tokoh yang patut kita perhatikan juga selain si bungsu, yaitu si anak sulung dan sang ayah. Dalam kisah ini, kita mendapat kesan bahwa si anak sulung lebih baik dari adiknya, karena ia tidak meminta warisan, tidak pergi dari rumah dan tidak menghabiskan hartanya. Bahkan, si anak sulung berani mengklaim bahwa dirinya adalah anak yang taat dan rajin bekerja kepada sang ayah. Mungkin keburukannya hanyalah ia merasa iri kepada adiknya yang itu pun mungkin bisa kita maklumi. Namun, melalui respons sang ayah, kita belajar bahwa sesungguhnya anak yang hilang bukan saja si anak bungsu, melainkan si anak sulung juga, karena ia sebagai anak namun tidak merasa atau menempatkan dirinya sebagai anak. Sebagai anak, ia pun turut memiliki apa yang dimiliki oleh sang ayah, dan sebagai anak yang baik seharusnya ia turut bersukacita dengan sang ayah karena adiknya telah kembali. Namun, si anak sulung menempatkan dirinya sebagai orang upahan, dengan merasa ketaatan dan kerajinannya bekerja untuk sang ayah patut diberi upah atau penghargaan.

    Mental dermikian kadang dimiliki oleh para pengikut Yesus. Sebagai anak-anak Tuhan, kita sering kali mengklaim perbuatan baik, masa pelayanan, pengorbanan waktu kita untuk Tuhan. Oleh karena itu sering kita menuntut Tuhan menjawab doa kita sesuai dengan apa yang kita mau. Kita menjadikan Tuhan berhutang atas kebaikan kita. Padahal, Tuhan tidak pernah berhutang kepada kita, karena apa yang la berikan jauh lebih besar dari apa yang mampu kita berikan kepada-Nya. Sebagai Bapa, Ia tidak ingin kita menjadi anak-anak-Nya yang bermental upahan. Sosok ayah dalam perumpamaan ini menggambarkan kasih Bapa yang begitu besar kepada anak-anak-Nya, sehingga la tetap mau menerima anak-anak-Nya yang mau bertobat. Dengan kasih-Nya yang begitu besar, Ia memanggil kita untuk kembali dan memiliki hidup sejati sebagai anak-anak-Nya, bukan dengan mental seorang upahan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, jadikanlah hidupku sebagai anak-anak-Mu yang sejati, bukan sebagai anak dengan mental upahan. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 26 Februari 2025

    Bacaan:

    Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria." (Lukas 17:14-16)

    Renungan:

    Yesus beserta dengan para muridNya berjumpa dengan sepuluh orang kusta dalam perjalanan masuk ke Yerusalem. Karena mereka sakit kusta, mereka harus menjaga jarak dengan orang lain, sebab mereka dalam keadaan najis. Untuk mendapatkan perhatian Yesus, mereka bersatu untuk berteriak-teriak dan berseru memanggil Yesus agar disembuhkan. Dengan belas kasihan yang besar, Yesus menyuruh mereka memperlihatkan diri kepada imam, untuk mendapatkan bukti kesembuhan. Ternyata di dalam perjalanan, mereka mengalami kesembuhan. Ketika mereka sadar bahwa mereka telah sembuh, salah satu dari mereka kembali kepada Yesus dan tersungkur dekat kaki Yesus untuk mengucap syukur.

    Kisah ini merupakan refleksi kehidupan bagi pengikut Yesus, yang setelah menerima banyak berkat dari Tuhan, malah melupakan Tuhan, bahkan tidak menggunakan berkat tersebut untuk kemuliaan Tuhan. Ketika kita bergumul, kita cenderung untuk bersatu dan tekun berdoa meminta pertolongan Tuhan. Memang benar perkataan yang mengatakan bahwa penderitaan membawa kita bersatu. Namun, setelah mendapatkan pertolongan, kita seperti kacang lupa kulit yang segera melupakan Tuhan dan tenggelam dalam berkat itu. Berapa banyak pengikut Yesus yang ketika tokonya mengalami kesulitan tekun berdoa, namun setelah Tuhan tolong, ia jadi lupa Tuhan dan tidak ke gereja lagi dengan alasan kesibukan di tokonya yang sudah punya cabang di mana-mana? Berapa banyak pengikut Yesus yang ketika kesulitan mencari pekerjaan lalu tekun berdoa, namun setelah mendapatkan pekerjaan, ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak bisa lagi ke gereja dan melayani? Jika saat ini kita telah menerima banyak berkat dan pertolongan Tuhan, segera kembali kepada-Nya mengucap syukur dan pakai berkat tersebut untuk memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, penuhilah hatiku dengan ucapan syukur atas setiap berkat dan pertolongan-Mu, karena melalui berkat dan pertolongan-Mulah hidupku selalu baik-baik saja. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 25 Februari 2025

    Bacaan:

    Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." (Matius 22:37)

    Renungan:

    Ketika Yesus ditangkap di Taman Getsemani dan dibawa ke rumah Imam Besar Kayafas, maka Petrus menyangkal Yesus tiga kali. Tiga kali penyangkalan tersebut dengan bobot yang semakin berat, yaitu menyangkal, menyangkal dan bersumpah, kemudian mengutuk dan bersumpah. Menyedihkan, Petrus tega menyangkal Sang Guru yang telah bersama-sama dengannya selama kurang lebih 3,5 tahun. Inilah tantangan mengasihi, yang pertama, yakni adanya penderitaan, tekanan, kesusahan, kesulitan, kekecewaan, dll. Ketika keadaan baik-baik saja, Petrus setia, Alkitab mencatat: "Kata Petrus kepadaNya: 'Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau. Semua murid yang lain pun berkata demikian juga." Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah kesulitan, penderitaan, masalah, tekanan, dll, telah membuat kasih kita berkurang kepada-Nya? Bahkan tidak hanya berkurang, tetapi ketika kesulitan datang yang sering timbul adalah keluhan dan menyalahkan Tuhan atas semua kesulitan yang menimpa hidup kita. Tuduhan dan keluhan kita berdasar pada pemikiran bahwa Tuhan kan mahatahu dan mahakuasa, mengapa Dia membiarkan hal ini terjadi pada kita?Tantangan yang kedua adalah kurangnya kadar kasih yang kita miliki. Segenap itu berarti utuh atau genap 100%. Kurang dari itu berarti tidak memenuhi standar yang Tuhan sudah tetapkan. Kurangnya kadar kasih kita dapat terjadi jika kita kurang berusaha untuk terus bertumbuh dalam kasih kepada-Nya. Kurangnya kadar kasih kita juga dapat terjadi karena kurangnya kita bertumbuh dalam pengenalan akan Dia. Semakin dalam kita mengenal Tuhan, akan semakin dalam juga kasih kita kepada-Nya. Oleh karena itu, mari pacu diri kita dalam pengenalan yang semakin dalam tentang Tuhan.

    Saat ini mari kita instropeksi diri kita masing-masing, masihkah kita termasuk pribadi yang kurang mengasihi Tuhan, dengan demikian kurang pula kita mengasihi sesama? Jika kita mengasihi Tuhan dengan benar maka kasih akan sesama juga akan bertumbuh. Jangan biarkan kesulitan, penderitaan, kesakitan, dll mengurangi kasih kita kepada-Nya. Mari terus berusaha menambah kadar kasih kita ke arah segenap hati dan jiwa dan akal budi. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, bantulah aku agar aku dapat mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa dan akal budiku, sehingga aku terus bertumbuh dalam kasih-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 24 Februari 2025

    Bacaan:

    Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9)

    Renungan:

    Jessica Rey adalah seorang aktris Amerika. Selama tiga tahun pertama usia pernikahannya, Jessica dan suaminya berusaha dengan berbagai cara untuk bisa mendapatkan seorang anak. Namun karena ada masalah medis pada tubuh Jessica, dua orang dokter sudah mendiagnosa dengan sangat meyakinkan bahwa Jessica tidak akan pernah bisa mengandung. Tentu saja hal ini sangat menghancurkan hati Jessica dan suaminya. Suatu hari Jessica pergi ke kota Meksiko dan dia melihat sebuah lukisan Maria yang sedang mengandung Yesus. Pada saat itu Jessica dan suaminya berdoa kepada Tuhan dengan menangis. Jessica tidak mau lagi berusaha mencoba dengan cara manusia. Dia sudah melakukan banyak suntikan hormon, berbagai macam diet, akupuntur, suplemen, dan berbagai operasi. Kali ini, di dalam doanya Jessica berkata, "Aku menyerah kepada Tuhan." Dia tidak mau lagi mencoba untuk "mengendalikan" dan "menciptakan" kehamilannya. Dia berserah penuh kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan yang memegang kendali atas hidupnya. Seminggu setelah mereka kembali dari Meksiko, Jessica melakukan tes kehamilan dan hasilnya positif. Mujizat Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Jessica masih melahirkan dua orang anak lagi setelahnya.

    Tuhan kita tahu yang terbaik bagi kita, dan tahu waktu yang paling tepat untuk memberikan semua yang kita butuhkan. Terkadang kita merasa bahwa kita tahu segalanya, dan lebih tahu yang terbaik bagi diri kita sendiri tanpa berdoa dan meminta pertolongan Tuhan terlebih dahulu. Seahli dan sehebat apa pun manusia, kita semua tetaplah manusia biasa dan tidak memiliki kuasa atas segalanya. Kita tidak bisa menciptakan mujizat, karena hanya Tuhan yang bisa. Jangan terlalu fokus kepada kekuatan diri sendiri atau orang lain. Ingatlah bahwa ada Tuhan di pihak kita, yang mengasihi kita dan mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, peganglah kendali atas hidupku, sehingga aku hanya mengandalkan Engkau sebagai satu-satunya sumber kekuatanku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 23 Februari 2025

    Bacaan:

    "Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu." (1 Korintus 15:36)

    Renungan:

    Seorang oma memejamkan matanya dengan hati pedih ketika mendengar kabar tentang kematian seorang sahabatnya. Satu per satu orang-orang yang dikasihinya telah meninggal dunia. Kita bisa mengalami sesuatu dan menjadi terbiasa. Tetapi berapa kali pun kita mendengar kabar tentang kematian, kita tidak akan pernah menjadi terbiasa. Setiap kematian menimbulkan dukacita. Barangkali memang kematian adalah kenyataan paling memilukan yang dialami oleh manusia. Kita mengalami kepedihan ditinggalkan orang-orang yang kita kasihi, dan pada saat yang sama kita menyadari bahwa akan datang saatnya kita pun akan meninggalkan dunia ini.

    Kenyataan tentang kematian tidak hanya mendukakan, melainkan juga menakutkan. Namun, tidak demikian bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus memiliki pengharapan bahwa kehidupan ini tidak berhenti pada titik kematian. Kita memang akan mati, akan tetapi kita akan dibangkitkan sama seperti Kristus, dan bersama-Nya kita akan hidup dalam kekekalan. Mati adalah untuk hidup. Ini membuat kita, orang-orang percaya menghadapi kematian bukan dengan ketakutan, melainkan pengharapan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku mengisi hari-hari kehidupanku di dalam dunia ini dengan cinta kasih-Mu, sampai tiba waktunya Engkau memanggil aku untuk menganugerahkan kehidupan baru yang kekal di dalam Engkau. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 22 Februari 2025

    Bacaan:

    "Yerobeam adalah seorang tangkas; ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf." (1 Raja-raja 11:28)

    Renungan:

    Pada 24 Juni 1987 di pesisir kota Rosario, Argentina, lahirlah seorang bayi mungil dari keluarga miskin dan mengidap kelainan hormon. Sejak kecil, dia gemar bermain sepak bola dan bermimpi menjadi pemain terbaik dunia. Dia terus berlatih dengan keras untuk menggapai mimpinya. Namun sayang kelainan hormon yang diidapnya menjadi kendala dan menjadi penyebab pertumbuhan badannya tidak normal. Dalam sepakbola faktor fisik dan kesehatan menjadi syarat utama. Tak satupun klub sepakbola di negaranya mau menerimanya. Karena apabila menerimanya, klub itu harus mengeluarkan biaya yang besar untuk penyembuhannya. Hampir saja mimpinya terkubur bersama penyakitnya, namun dia tidak pernah putus asa. Dia terus berlatih dengan keras mengasah kepiawaiannya menggocek dan menendang. Tuhan tidak pernah menutup mata bagi mereka yang mau sungguh-sungguh berusaha dan bekerja keras. Akhirnya keajaiban datang juga. Sebuah klub raksasa dari Eropa mau menerimanya dan menanggung seluruh biaya pengobatannya yang sangat mahal. Remaja yang dilahirkan dari keluarga miskin dan mempunyai kelainan hormon sejak lahir, akhirnya menjadi pemain yang luar biasa. Dia berhasil mengantar klub kesayangannya berkali-kali menjadi juara Liga Spanyol, bahkan menjadi juara Liga Champions Eropa, dan dia sendiri menjadi pemain terbaik dunia sebanyak lima kali. Dia adalah Lionel Messi.

    Di dalam Alkitab ada kisah tentang Yerobeam. Terlepas dari pada akhirnya dia berbuat dosa dan menyebabkan Israel berdosa, tetapi dia adalah seorang yang tangkas dan rajin sehingga Salomo tertarik kepadanya. "Yerobeam adalah seorang tangkas, ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf." Salomo yang melihat kelebihan dari Yerobeam akhirnya menempatkannya sebagai pengawas, dan bukan sebagai pekerja biasa. Seandainya Yerobeam adalah seorang pemalas, tentu saja dia tidak akan dapat mencuri perhatian Salomo.

    Mulai hari ini, mari kita menjadi orang-orang yang rajin dan pantang menyerah dalam hal berusaha. Jangan biarkan penghalang apa pun bentuknya menyurutkan gerak langkah kita. Jangan biarkan halangan-halangan membuat kita berhenti melesat. Jangan hanya duduk diam menunggu keajaiban bekerja. Tetapi kita justru harus mengaktifkan keajaiban dengan mempersiapkan diri. Hanya orang yang siaplah yang bisa memperoleh peluang. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku mau terus maju, pantang menyerah dalam berusaha. Berkatilah semua usaha kerasku agar aku mendapatkan hasil yang terbaik untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 21 Februari 2025

    Bacaan:

    "Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan." (Efesus 4:23-24)

    Renungan:

    Burung feniks (phoenix) adalah burung dari mitologi Yunani yang dikenal juga dalam budaya-budaya dunia dengan nama lain, seperti Burung hong di Tiongkok, burung garuda di India, atau burung simurgh di Persia. Konon, di seluruh dunia hanya ada satu burung feniks, bulunya berwarna merah keemasan, indah sekali. Setelah hidup selama lima ratus tahun, burung ini akan membuat sebuah api unggun besar kemudian menerjunkan diri ke dalamnya dan membakar dirinya sendiri. Setelah itu, dari abunya akan muncul telur burung yang akan menetas, mengeluarkan burung feniks muda. Jika ia tidak melakukan siklus itu, maka ia akan mati dan tidak dapat lahir kembali.

    Pilihan antara hidup dan mati tidak hanya dialami burung feniks, tetapi juga oleh setiap kita. Setiap hari kita ditantang untuk membuat pilihan baik atau pilihan buruk. Jika kita memilih yang baik untuk rajin bekerja, hidup jujur, berelasi dengan kasih, suka berbagi berkat dan setia pada Tuhan, maka kita akan hidup dan selamat. Sebaliknya, jika kita memilih malas bekerja, suka berbohong, ogah berelasi, dan bersikap egois pada sesama, maka kita pasti binasa. Marilah terus membarui diri dalam Tuhan, maka la akan memberi kita kekuatan baru, sehingga kita bisa memilih yang terbaik dalam hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, tolonglah aku memperbarui diriku setiap hari agar hidupku baik dan benar sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 20 Februari 2025

    Bacaan:

    Sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Lukas 10:40)

    Renungan:

    Stevi senang sejak Ibu mertuanya tinggal bersamanya. Ibu mertuanya itu selalu bangun pagi-pagi menyiapkan sarapan dan membantunya mengurus anak-anak. Stevi dan suaminya berangkat kerja pagi-pagi dan pulang malam hari. Hingga suatu hari, Stevi mendengar dari tetangganya bahwa mertuanya mengeluhkan Stevi, bahwa ia tidak menjalankan tugasnya sebagai ibu dan menganggap mertuanya sebagai pembantu. Mendengar itu Stevi merasa sangat kecewa. Selama ini ia merasa sangat tertolong dengan kehadiran mertuanya, sehingga ia tidak terlalu kelelahan mengurus urusan rumah tangga. Keluhan mertuanya itu telah menghancurkan perasaan Stevi. Sebelumnya, Stevi mengira ibu mertuanya melakukan semua itu karena kasih sayangnya kepada anak dan cucunya.

    Waspadalah terhadap keluh kesah. Pekerjaan Marta baik adanya, sampai ia mengeluhkan Maria. Pekerjaan Ibu mertua Stevi sangat mulia, sampai ia mengeluhkan menantunya. Keluh kesah kita mungkin hanya ungkapan kelelahan kita, namun jangan sampai hal itu membuat kasih kita terdengar tidak tulus. Bukan pekerjaan yang dipilih Marta yang dicela Tuhan, melainkan sikap hatinya. Apa pun yang kita kerjakan, hendaknya kita kerjakan dengan sepenuh hati, seperti untuk Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampunilah aku apabila aku sering kali berkeluh kesah. Tolonglah aku melakukan apa pun juga dengan tulus hati dan bukan karena merasa terpaksa, supaya kasihku menjadi kasih yang tulus dan murni. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 19 Februari 2025

    Bacaan:

    Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa ya yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau " (Ibrani 13:5)

    Renungan:

    Pak Joko menurut anak-anaknya senang untuk memberi. Sebagai pegawai negeri di masa itu, Pak Joko mendapat jatah beras. Setiap awal bulan, ia dan istrinya mulai membagi beras tersebut ke dalam beberapa kantong untuk diberikan kepada tetangga. Ada kalanya, kalau Pak Joko melihat banyak yang membutuhkan, ia akan mengambil jatah keluarga, dan mengatakan pada anak-anaknya, "Kita lebih hemat ya, sebab banyak orang yang membutuhkan." Pernah, anaknya berkata, "Pak, kalau begini, kapan kita jadi kaya?" "Kaya itu bukan karena kita memiliki banyak, Nak, tetapi ketika kita merasa berkecukupan dengan apa yang ada."

    Ada anggapan bahwa hidup sukses itu bila memiliki banyak harta, jadi kita tinggal menikmati hidup saja, tidak perlu memikirkan kebutuhan materi lagi. Ya, kita setuju bahwa bisa menikmati hidup di usia lanjut itu baik, tapi tidak harus berlimpah harta, bukan? Firman Tuhan mengingatkan bahwa menikmati hidup itu adalah bila kita tahu mencukupkan diri dengan apa yang ada. Lihatlah! Semua yang kita butuhkan, Tuhan sediakan. Pemeliharaan-Nya tak pernah habis. Jadi, tidak perlu berlimpah harta untuk bisa menikmati anugerah Tuhan. Justru, kenikmatan hidup terasa ketika kita dapat berbagi dengan sesama. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih atas pemeliharaan-Mu dalam hidupku. Mampukanlah aku untuk menikmati hidup ini dengan menjadi saluran berkat-Mu bagi sesamaku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 18 Februari 2025

    Bacaan:

    "Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." (Matius 25:29)

    Renungan:

    Pak William merasa dirinya tidak berguna ketika ia harus berhenti bekerja akibat kecelakaan yang merenggut kaki kanannya. Cukup lama Pak William bergumul untuk bisa menerima kenyataan yang telah mengubah hidupnya itu. la merasa tidak berdaya dan tak berguna. Sampai suatu waktu, ia menyaksikan seorang anak tanpa kedua kaki tertawa ceria. Katanya dalam sebuah kesaksian, "Anak kecil itu bagai tangan Tuhan yang menepuk pipi saya. Saat itu saya terbangun. Selama Tuhan masih memercayakan hidup, pasti saya selalu bisa menjadi berkat."

    Kata "tidak berguna" muncul dalam perumpamaan tentang talenta. Label itu diberikan kepada orang yang tidak menjalankan talentanya. Mengapa? Karena ia membiarkan pikiran negatif menjajah dirinya. Tentu tidak jadi soal jika kondisi kita terbatas untuk berkarya saat ini. Usia yang semakin banyak membuat kita tidak sekuat dulu atau mungkin ada kendala lain yang membuat ruang gerak kita terbatas. Tidak masalah. Hanya waspadalah terhadap pikiran negatif yang diam-diam melemahkan. Salah satunya adalah perasaan tak berguna. Hadapi dengan iman bahwa selama Tuhan masih memercayakan kehidupan, pasti ada hal baik yang bisa kita kerjakan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih, Engkau masih memercayakan kehidupan kepadaku. Bimbinglah agar aku dapat menggunakannya sebaik-baiknya untuk memuliakan nama-Mu. Amin. (Dod).