Spelade

  • Maqalah 25. Perkara perkara Yang Menyesatkan

    "Wahai Tuhanku, lamunan yang ngelantur telah menipu daku. Kecintaan terhadap duniawi telah merusak diriku. Syaitan juga telah menyesatkan jalanku. Hawa nafsu pendorong kejahatan itu telah menghalangi halangi daku dari kebenaran. Dan teman yang jahat telah membantu aku melakukan maksiat, maka tolonglah daku, wahai Tuhan penolong terhadap mereka yang memohon pertolongan dan jika Engkau tidak memberi daku rahmat, maka siapa lagi selain Engkau yang dapat merahmati daku."

    "Tinggalkanlah mereka, makan dan bersenang-senang (dalam kehidupan dunia) dan akan melalaikan kepada mereka panjangnya harapan-harapan duniawi, suatu saat dia pasti akan mengetahui (menyaksikan akibatnya)."

    Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW. :
    Barangsiapa yang hatinya telah disiram dengan rasa cinta terhadap dunia, maka ia akan dibuntuti dengan 3 hal yaitu :
    1. Kecelakaan yang tidak ada habisnya dan tidak ia kehendaki.
    2. Keinginan yang sangat dan tidak akan nada cukupnya.
    3. Harapan duniawi yang tiada ujungnya.(HR. Ibnu Thabrani)

    Komentar Sayyidina Ali dalam hal cinta akan dunia dan tulul amal adalah sebagai berikut :

    "Aku khawatir terhadap kamu atas 2 hal, yaitu : mengikuti hawa nafsu dan banyak berkhayal. Karena sesungguhnya mengikuti hawa nafsu itu dapat menghalangi kebenaran, sedang tulul amal menyebabkan lupa akan akhirat."

    Menurut Sulaiman Ad Darani adalah sebagai berikut :

    "Amal yang paling utama adalah memerangi atau menolak hawa nafsu."

    Teman yang jahat telah membantunya dalam berbuat maksiat. Dalam  hal ini Adi bin Zaid mengatakan dalam syairnya dari Bahar Thawil :

    "Janganlah bertanya tentang kelakuan seseorang,tetapi bertanyalah tentang kelakuan temannya. Karena setiap manusia mengikuti kepada yang menemaninya. Apabila kamu berada dalam suatu kaum, maka bertemanlah kamu dengan  orang orang pilihan mereka, Janganlah kamu berteman dengan orang yang celaka, karena engkau akan menjadi celaka bersamanya."

    Bacalah doa di bawah ini :

    اَللَّهُمَّ اَغِثْنِىْ يَاغِيَاثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ فَإِنْ لَمْ تَرْحَمْنِىْ فَمَنْ ذَاالَّذِىْ يَرْحَمُنِىْ غَيْرُكَ

    "Ya Allah, berilah aku pertolongan, wahai penolong oarng-orang yang meminta pertolongan. Apabila Engkau tiddak mengasihaniku, maka siapa lagi yang mengasihani aku selain diri-Mu."

    Maqalah 26. Perkara Yang Dicintai dan Dilupakan Orang Pada Akhir Masa

    سَيَأْتِى عَلَى أُمَّتِى زَمَانٌ يُحِبُّوْنَ اْلخَمْسَ وَيَنْسَوْنَ اْلخَمْسَ : يُحِبُّوْنَ الدُّنْيَاوَ يَنْسَوْنَ اْلآخِرَةَ وَيُحِبُّوْنَ اْلحَيَاةَ وَيُنْسَوْنَ الْمَوْتَ وَيُحِبُّوْنَ اْلقُصُوْرَ وَيَنْسَوْنَ اْلقُبُوْرَ وَيُحِبُّوْنَ الْمَالَ وَيَنْسَوْنَ اْلحِسَابَ وَيُحِبُّوْنَ اْلخَلْقَ وَيَنْسَوْنَ الْخَالِقَ .

    Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut :

    "Akan datang suatu masa, dimana umatku lebih mencintai kepada lima perkara dan melupakan lima perkara lainnya, yaitu : Lebih mencintai duniawi dan melupakan ukhrawi (akhiratnya). Lebih cinta hidup dan melupakan mati. Mencintai gedung gedung bermahligai dan lupa kubur. Mencintai harta benda dan melupakan hisab dan mereka lebih mencintai kepada sesama makhluk dan melupakan Sang Khaliq, Allah SWT."

    مَنْ قَالَ فِى كُلِّ يَوْمٍ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ مَرَّةً : اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِى فِى الْمَوْتِ  وَفِيْمَا بَعْدَ اْلمَوْتِ , ثُمَّ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ اَعْطَاهُ اللهُ اَجْرَ شَهِيْدٍ .

    Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari `Aisyah ra. sebagai berikut,

    "Barangsiapa yang membaca 'Allaahumma Baarik Lii Fii Mauti Wafimaa ba`dal Maut' (Wahai Tuhanku, berkatilah saya dalam kematian dan sesudahnya), setiap hari sebanyak dua puluh lima kali, kemudian ia mati diatas tempat tidurnya, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala orang mati syahid." (HR. Thabrani)

  • Darusan Umum Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. 25 Ramadhan 1440 H. (29 Mei 2019).

    Bagaimana Gus Baha' menyampaikan keindahan logika Al-Qur'an. Sehingga kemukjizatan Al-Qur'an nampak sebagai kejernihan logika yang mampu menuntun manusia mengenali qudroh Allah subhanahu wata'ala. Penuntun logika kebenaran mulai umat jaman Nabi Muhammad SAW hingga hari kiamat kelak.

    Menjadikan umat nabi Muhammad saat ini memiliki iman yang kokoh meskipun tidak ditunggui oleh Nabi Muhammad. Al-Qur'an sebagai mukjizat yang tidak terperangkap oleh ruang dan waktu.

  • Maqolah 13 Bagian Ketiga: Penyebab penyebab Hati Gelap dan Terang - Atsar Abdullah bin Mas`ud ra.

    اَرْبَعَةٌ مِنْ ظُلْمَةِ الْقَلْبِ : بَطْنٌ شَبْعَانٌ مِنْ غَيْرِ مُبَالَاةٍ وَصُحْبَةُ الظَّالِمِيْنَ وَنِسْيَانُ الذُّنُوْبِ الْمَاضِيَةِ وَطُوْلُ الْاَمَلِ وَاَرْبَعَةٌ مِنْ نُوْرِ الْقَلْبِ : بَطْنٌ جَائِعٌ مِنْ حَذَرٍ وَصُحْبَةُ الصَّالِحِيْنَ وَحِفْظُ الذُّنُوْبِ وَقَصْرُ الْاَمَلِ .

    BAGIAN KETIGA

    PETUNJUK YANG MEMUAT

    EMPAT PERKARA

    13. Penyebab penyebab Hati Gelap dan Terang

    ``Empat perkara yang dapat menyebabkan hati menjadi gelap, yaitu : perut yang terlalu kenyang, berteman dengan orang yang zhalim, melupakan dosa dosa yang telah berlalu dan lamunan ngelantur (berandai-andai). Dan empat perkara yang dapat menyebabkan hati menjadi bercahaya yaitu, perut yang lapar karena berhati hati, berteman dengan orang yang shaleh, mengingat dan menyesali dosa dosa yang telah berlalu dan tidak terlalu berandai-andai. ``

    Maqolah 14 Bagian Ketiga: Ucapan Tanpa Bukti Adalah Bohong - Hadits 1

    مَنِ ادَّعَى اَرْبَعَةً بِلَا اَرْبَعَةٍ فَدَ عْوَاهُ كَاذِبَةٌ : مَنِ ادَّعَى حُبَّ اللهِ وَلَمْ يَنْتَهِ عَنِ مَحَارِمِ اللهِ تَعَالَى فَدَعْوَا كَذْبٌ وَمَنِ ادَّعَى حُبَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَ كَرِه َالْفُقَرَاءَ وَالْمَسَاكِيْنَ فَدَعْوَاهُ كَذْبٌ وَمَنِ ادَّعَى حُبَّ الْجَنَّةِ وَلَمْ يَتَصَدَّقْ فَدَعْوَاهُ كَذْبٌ وَمَنِ ادَّعَى خَوْفَ النَّارِ وَلَمْ يَنْتَهِ عَنِ الذُّنُوْبِ فَدَعْوَاهُ كَذِبٌ .

    BAGIAN KETIGA

    PETUNJUK YANG MEMUAT

    EMPAT PERKARA

    14. Ucapan Tanpa Bukti Adalah Bohong

    Diriwayatkan dari Hatim Al Asham ra. bahwa ia berkata seperti berikut :

    `` Barangsiapa yang mengaku akan empat hal tanpa adanya bukti empat hal lainnya, maka pengakuannya itu bohong, yaitu : Barangsiapa yang mengaku cinta kepada Allah, tapi tidak mau meninggalkan segala laranganNya, maka pengakuannya itu bohong. Barangsiapa mengaku cinta kepada Nabi, tetapi ia tidak suka kepada orang fakir miskin, maka pengakuannya itu bohong. Dan barangsiapa yang menginginkan surga, tetapi tidak mau bersedekah, maka pernyataannya itu bohong. Serta barangsiapa yang mengaku takut kepada neraka, tetapi tidakmau meninggalkan perbuatan dosa, maka pengakuannya itu juga dusta. ``