Avsnitt
-
"Akan ku kirim kabar kepada ibuku, tentang bahagianya menemukan lagi."
-
Jadilah air. Jadilah air sebanyak-banyaknya.
-
Saknas det avsnitt?
-
Ingin rasanya percaya,
Bahwa rindu hanya sebatas kata sifat,
Bukan kata kerja. (By: @vinggalovera) -
Klise yang tak pernah habis pesonanya.
Yang dinanti-nantikan rintiknya.
Sebab setiap suara air yang jatuh menyentuh genting, seperti pengganti mesin waktu. -
Kadang manusia adalah perkara ketidakpuasan.
Begitu kerasnya kemauan mencari cara, bagaimana agar tetap tertawa di tengah hidup yang menghimpit. Namun lupa mencari cara, bagaimana agar kaki tetap menyentuh tanah
ketika hidup tiba-tiba membawa pada kesenangan yang membuncah. -
Aku berterima kasih pada setiap patahan.
Yang mengajarkanku bagaimana memandang sebuah panah yang mengarah padaku.
Adalah petunjuk adanya ketidaksesuaian yang mungkin harus aku lepaskan.
Ia yang membuat logika menderu seru seakan aku harus tau,
bahwa jalan ini mulai tak tentu. -
Mengenang kepergian kepergian Eyang Habibi. Selamat jalan, Eyang Habibi.
Kau salah satu putra terbaik yang tulus mengabdi pada negara. Wujud nyata harapan bangsa. Pemimpin yang lembut dan penuh kasih cinta yg tidak hanya dirasakan Ibu Ainun dan keluarga, tapi juga bangsa dan negara. Terlihat dari bagaimana patahnya hati kami setelah mendengar kabar kepergianmu, tapi kami juga bahagia karena kami tau kau pasti sudah sangat rindu bertemu kekasihmu di sana. -
Kau. Berani merengkuh awan yang sudah kubentuk. Sedemikian lembut tak satupun berlekuk. Mudahnya kau gores. Lalu kau tinggal seakan beres.
-
Kadang kegagalan dan kesedihan memang perlu ditertawakan. Agar mereka berhenti menguasai hati dan pikiran.
-
Haruskah semua butuh pertukaran? Tidak bisakah menerima tanpa harus kehilangan?
-
"Terima kasih sudah bertahan setelah apapun yang kamu lewati, seberat apapun masalah yang tak semua cerita bisa kamu bagi."