Avsnitt
-
Walaupun telah mengambil sebanyak 999 nyawa manusia, Ahimsaka tetap diterima oleh Buddha untuk menjadi seorang rahib laki-laki. Apa nasihat dari Buddha yang menyadarkannya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 161-175 dari Kelompok Stanza tentang Dunia (Lokavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). dhammapada
-
Raja Suddhodana telah menyiapkan dana makan dalam jumlah besar untuk Buddha dan juga murid-murid-Nya di istana, namun Buddha tidak menerima derma makanan di istana, mengapa demikian? Apakah Buddha tidak boleh menerima dana makan dari orang tuanya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 165-166 dari Kelompok Stanza tentang Diri (Attavagga), dan stanza 167-171 dari Kelompok Stanza tentang Dunia (Lokavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
Saknas det avsnitt?
-
Sungguh mudah untuk melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, namun sungguh sulit untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. #Buddha mengatakan kalimat ini kepada para rahib laki-laki dengan merujuk kepada perbuatan-perbuatan Bhikkhu Devadatta. Apa yang telah dilakukan oleh Devadatta sehingga Buddha mengatakan hal demikian?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammapada stanza 161-164 dari Kelompok Stanza tentang Diri (Attavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
Seorang rahib perempuan yang ketahuan hamil “diusir” oleh gurunya yaitu Devadatta. Lalu, rahib perempuan tersebut pergi ke Wihara Jetavana untuk bertemu dengan Buddha. Apa keputusan Buddha terhadap kejadian ini? Bagaimana kelanjutan kisah rahib perempuan tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 158-161 dari Kelompok Stanza tentang Diri (Attavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). #dhammapada
-
Pangeran Bodhi mengundang #Buddha dan para murid-Nya ke istananya untuk menerima derma makanan. Ada peristiwa yang tidak biasa terjadi pada saat itu. Buddha memilih untuk tetap diam di depan pintu masuk walau dipersilakan oleh Pangeran sebanyak tiga kali. Apa yang membuat Buddha melakukan hal ini? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 155-156 dari Kelompok Stanza tentang Usia Tua (Jarāvagga) dan stanza 157-158 dari Kelompok Stanza tentang Diri (Attavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
“Anekajātisaṃsāraṃ, sandhāvissaṃ anibbisaṃ. Gahakāraṃ gavesanto, dukkhā jāti punappunaṃ. Gahakāraka diṭṭhosi, puna gehaṃ na kāhasi. Sabbā te phāsukā bhaggā, gahakūṭaṃ visaṅkhataṃ. Visaṅkhāragataṃ cittaṃ, taṇhānaṃ khayamajjhagā”. Demikianlah ungkapan kebahagiaan dari #Buddha Gotama saat mencapai pengetahuan Kemahatahuan. Apa makna dari stanza tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 151-154 dari Kelompok Stanza tentang Usia Tua (Jarāvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
Putri Janapadakalyānī yang sangat jelita adalah seorang perempuan yang menyadari kecantikannya dan sangat melekat pada kecantikannya tersebut walau sudah menjadi seorang rahib perempuan. Bagaimana cara Buddha menyadarkannya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 148-150 dari Kelompok Stanza tentang Usia Tua (Jarāvagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
Kamu berpikir: ‘hanya putra saya yang mati’, sesungguhnya kematian adalah hukum yang pasti bagi semua makhluk.” Demikianlah cuplikan nasihat dari #Buddha kepada Kisāgotami yang bersedih atas kematian putra tunggalnya.Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 114-115 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Kelas ini merupakan kelas terakhir dari penjelasan mengenai Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga).
-
“… Di sepanjang saṃsāra ini, jumlah air mata yang telah bercucuran karena #kematian anak-anak laki-laki, suami-suami, para orang tua dan saudara-saudara Anda sudah sangat banyak, bahkan melebihi air yang ada di empat Samudra.” Demikianlah nasihat dari #Buddha kepada Patācara yang menggambarkan betapa panjangnya saṃsāra (siklus kelahiran dan kematian) ini, yang titik awalnya sudah tidak terbayangkan.Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 111-113 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.#dhammapada
-
Berkat buah dari latihan meditasi, seorang rahib laki-laki dan juga seorang calon rahib laki-laki terbebas dari bahaya. Sebenarnya seberapa besar manfaat dari latihan #meditasi? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 110-112 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
-
#Buddha mengatakan bagi mereka yang menghormat kepada mereka yang pantas untuk dihormati akan mendapatkan manfaat yang besar termasuk empat keuntungan. Apa empat #keuntungan yang dimaksud? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 106-109 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
-
Brahmana Anatthapucchaka bertanya kepada Buddha, apakah Buddha hanya mengetahui hal-hal yang bermanfaat namun tidak mengetahui hal-hal yang tidak bermanfaat. Lalu Buddha menjawab bahwa Beliau juga mengetahui hal-hal yang tidak bermanfaat termasuk 6 hal yang dapat menghilangkan kekayaan. Apa 6 hal itu?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata stanza 102-105 dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
“Di dalam yang terlihat akan ada yang terlihat semata!” kalimat ini merupakan bagian dari stanza singkat yang diajarkan oleh Begawan kepada Bāhiya Dārucīriya yang membuat beliau mencapai tingkat kesucian Ke-Arahanta-an. Mengapa Bāhiya Dārucīriya dapat begitu cepat mencapai tingkat kesucian tertinggi ini?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata 2 stanza terakhir dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) dan 2 stanza dari Kelompok Stanza tentang Ribuan (Sahassavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
Setelah tidak memperoleh kemajuan dalam latihan meditasi, seorang rahib laki-laki, berpikir untuk pergi menemui Begawan demi mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Di dalam perjalanannya dia melihat api besar yang sedang membakar semua yang dilewatinya. Ternyata hal ini menyadarkan rahib laki-laki tersebut akan sesuatu. Apa yang disadari oleh rahib laki-laki tersebut?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata 3 stanza terakhir dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
Setelah mendapatkan objek meditasi dari Begawan, dua rahib laki-laki kemudian pergi ke hutan untuk berlatih. Salah satu rahib laki-laki menghabiskan waktunya dengan menghangatkan diri dan bercengkerama dengan para calon rahib laki-laki. Setelah melewati musim hujan, mereka kembali menghadap ke Buddha dan rahib laki-laki yang lalai ini merasa dia telah melakukan tugas kerahiban dengan benar. Bagaimana cara Buddha menasihatinya?Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata Dhammpada stanza ke-26 sampai dengan 29 dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
Akibat #karma buruk yang dilakukannya pada saat menjadi seorang rahib laki-laki di zaman #Buddha Kassapa, Sesepuh Culapanthaka, saat di zaman Buddha Gotama mengalami kesulitan dalam menghapal stanza dari Beliau. Akan tetapi Buddha Gotama yang dilengkapi dengan pengetahuan yang mengetahui segalanya mampu memberikan arahan bagi sesepuh hingga akhirnya beliau berhasil membuat pulau yang bebas banjir.Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammpada stanza ke-25-27 dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).
-
Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammpada stanza ke-24 dari Kelompok Stanza tentang #Kewaspadaan (Appamādavagga) dan stanza 58-59 dari Kelompok Stanza tentang Puspa-Puspa (Pupphavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
-
Dikarenakan #dendam terhadap Buddha, Magandiya melakukan suatu #karma buruk yang mengakibatkan dirinya mengalami kejadian yang tragis. Apa yang telah dilakukan olehnya? Di kelas ini Ashin Kheminda menjelaskan makna kata demi kata #Dhammpada stanza ke-21 sd 23 dari Kelompok Stanza tentang Kewaspadaan (Appamādavagga) hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentarnya (Aṭṭhakathā).Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
-
Māra berusaha untuk melihat ke manakah Sesepuh Godhika terlahir kembali setelah “kematiannya”, namun dia tidak mampu menemukannya? Mengapa demikian? Di kelas ini #AshinKheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata enam stanza terakhir dari Kelompok Stanza tentang tentang Puspa-Puspa (Pupphavagga), #Dhammapada stanza 54-59. Mari kita dengarkan penjelasannya hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
-
Visākhā terkenal sebagai umat perumah tangga yang dinobatkan oleh #Buddha sebagai yang paling terkemuka di dalam hal berdana. Bagaimana kisah perjalanan Visākhā sampai mendapatkan gelar tersebut? #Karma apa yang diperbuat olehnya di kehidupan-kehidupan sebelumnya? Di kelas ini Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan makna kata demi kata stanza #Dhammapada 50-53 yang ada di Kelompok Stanza tentang tentang Puspa-Puspa (Pupphavagga). Mari kita dengarkan penjelasannya hanya berdasarkan Pāḷi dan kitab komentar (Aṭṭhakathā). Silakan mengikuti dengan penuh perhatian.
- Visa fler