Avsnitt

  • Kala itu, tengah malamku selalu terasa hangat dan menyenangkan.

    Dunia sedang beristirahat tapi kita seolah punya dunia yang lain.

    Bercengkrama di udara  pada masa transisi bergantinya hari.

    Suara notifikasi menjadi suara yang paling dinanti.

    Obrolan kita tidak pernah sepenting itu, 

    Hanya tentang aktivitas siang hari yang monoton dan melelahkan, tugas kuliah yang menumpuk, dosen yang menyebalkan, teman yang keterlaluan, khayalan tentang masadepan, dan hal-hal tidak penting lainnya.

    Tapi rasanya apa pun yang menjadi topik pembicaraan kita, itu selalu sukses membuatku antusias.

    Tak peduli penting atau tidak, setiap hal yang berkaitan denganmu selalu menarik bagiku.

    Kini itu semua tak ada lagi.

    Tawa kita berganti canggung yang tak mau pergi.

    Malam kembali dingin dan sunyi tak ada yang perlu dinanti.

    Kita kembali asing seperti semula lagi.

    Maaf jika pengakuanku membuatmu tak nyaman.

    Aku butuh jawaban dari harapan yang aku simpan.

    Tak mau selamanya aku dan kau berada dalam ambang ketidakpastian.

    Kau terus bertanya "kenapa bisa?"

    Ku bilang padamu rasaku ada tanpa karena

    Memangnya rasa harus diungkap dengan kata kata? Aku rasa tidak.

    Dia hadir begitu saja tanpa sebab, tanpa alasan, merasuk dan memporakporansakan logika yang ada. Dia buta perhitungan. Yang terpenting baginya hanyalah bagaimana aku bisa terus bersamamu. Dia dulu yang membawaku kepadamu, membawa bahagia dalam kehidupanku. Kini dia tak adalagi sejak saat itu, hilang kedalam kegelapan malam, bersamamu.

    Maaf dan terimaksih. - Celoteh Damar

  • Ketika dulu kita remaja, ketika logo osis kuning dan coklat melekat di dada kita. Semua hal di dunia ini tampak menarik, dunia kita terasa sangat luas, kita bebas mengekspresikan diri kita menjadi apa saja, menggantungkan mimpi setinggi-tingginya. Tidak ada hal lain yang kita pedulikan selain kesenangan. 

    Namun setelah kita memasuki fase dewasa, kita akan beralih kedunia yang terbatas, dunia yang sempit. Kita tidak lagi bebas memikirkan segala hal, kita tidak lagi bebas bermimpi, tidak lagi bebas berekspresi.  Segala hal yang sebenarnya bisa kita lakukan, terbentur dengan satu pertanyaan. "Besok mau makan apa?"  Orientasi kita berubah menjadi segala tentang materi dan bagaimana kita bertahan hidup. Mau tidak mau itulah yang harus kita jalani. 

    Karya ini dibuat khusus untuk semua teman-teman yang sudah mengisi masa-masa remajaku setidaknya sepuluh tahun terakhir. Tidak bisa aku sebutkan satu persatu. Diantara kalian sekarang ada yang sedang kuliah, bekerja, bahkan ada yang sudah menjadi tulang punggung keluarga (entah keluarga yang lama atau keluarga yang baru), bahkan sudah ada yang lebih dulu meninggalkan dunia yang fana ini. Aku mendoakan kalian semua agar tetap bahagia dengan jalan kalian masing masing. Sampai jumpa lagi, dari kawan lamamu.

  • Saknas det avsnitt?

    Klicka här för att uppdatera flödet manuellt.

  • Aku masih dititik yang sama sperti saat kau pergi
    Terbaring dengan luka dan perih yang kau beri
    Hariku terus berganti tapi ku tetap disini
    Bertanya pada rintik hujan mengapa semua terjadi
    Move on tak semudah kata-kata
    Saat kau pergi ku tak bisa berkata kata
    Biar waktu yang bicara dan mata yang berkaca-kaca
    Hilangmu sulit kuterima ku terus bertanya tanya
    Kini kau datang lagi saat kau kembali rapuh
    Bahagia yang kau kejar dulu kini buatmu terjatuh
    Tak semudah itu sayang silahkan nikmati saja
    Takan kubuka lagi kisah cinta yang dulu sirna
    Kuberjuang bangkit dari pengkhianatan
    Bukan hal mudah untuk aku terus bertahan
    Kembalinya kau bukan harapan
    Biar lukaku ku obati sendiri aku tak butuh bantuaan
    Menghilanglah dari hidupku, jangan kembali saat kau jatuh
    Nikmati saja duka luka yang kau buat sendiri