Avsnitt
-
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 16 Maret 2025
Bacaan:
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7)
Renungan:
Tidak sedikit orang yang bercerita dengan bangga mengenai kesetiaan mereka kepada Tuhan di masa yang lalu. Bagaimana mereka berjuang mempertahankan keyakinan mereka kepada Tuhan ketika semua keluarga menentang, bagaimana mereka telah berjerih lelah di dalam melayani Tuhan, mengambil bagian untuk menyokong pekerjaan Tuhan dan menolong sesama. Namun semua itu tinggallah cerita "kejayaan" masa lalu karena sekarang mereka tidak lagi setia kepada Tuhan. Orang-orang seperti ini telah menjadi mantan orang-orang yang setia dan mantan pelayan Tuhan.
Ingatlah bahwa kita tidak hidup di masa yang lalu, kita hidup di masa sekarang. Yang penting adalah keadaan kita sekarang ini, apakah kita masih tetap setia kepada Tuhan dan tetap berada dalam panggilan-Nya? Sungguh tragis kalau kita mendengar bahwa ada orang Kristen yang selalu berada di bar, di meja judi dan di tempat-tempat maksiat ketika ajal menjemput. Ada yang sangat penting yang tidak boleh dilupakan oleh setiap orang percaya, yaitu di manakah kita dan apa yang sedang kita lakukan ketika Tuhan memanggil kita pulang? Kita tidak akan pernah tahu kapan Tuhan akan berkata, "Tugasmu di dunia ini sudah selesai, dan sekarang Aku memanggilmu pulang." Sebab itu, siap sedialah senantiasa agar ketika la memanggil kita, kita bisa datang kepada-Nya dengan tidak usah malu.
Paulus juga telah mengakhiri pertandingan yang baik, ia telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman. Paulus tidak takut berhadapan muka dengan Tuhan yang akan mengadili setiap orang sesuai perbuatannya. Sebagai upah bagi kesetiaannya, telah tersedia baginya mahkota kehidupan yang tidak hanya disediakan baginya saja, tetapi juga bagi semua orang yang setia kepada-Nya dan merindukan kedatangan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk setia pada-Mu seumur hidupku, sebagaimana Engkau selalu setia dan selalu ada untukku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 15 Maret 2025
Bacaan:
"Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya." (Rut 2:17)
Renungan:
Seseorang berpendapat, "Di dunia ini tidak ada yang dapat menggantikan kegigihan dan keuletan. Begitu pentingnya kegigihan dan keuletan sehingga bakat pun tidak dapat menggantikannya. Mengapa? Banyak orang gagal meskipun sebenarnya mereka berbakat. Begitu juga pendidikan tidak dapat menggantikannya karena di mana-mana kita akan menemukan orang-orang yang berpendidikan bahkan memiliki titel yang lebih dari satu namun tidak berhasil mencapai apapun juga." Kegigihan dan keuletan berhubungan erat dengan "rajin" dan "kerja keras." Orang yang ulet pastilah rajin dan suka bekerja.
Rut adalah pekerja yang rajin. Tanpa disuruh oleh Naomi, Rut berinisiatif pergi ke ladang milik Boas untuk memungut bulir-bulir jelai. Ayat 7 menjelaskan bahwa ia terus sibuk bekerja dari pagi tanpa pernah berhenti. Ia memungut sampai petang dan setelah diirik ada seefa jelai banyaknya atau dalam ukuran liter + 22 liter. Rut mengerjakan dengan baik, tekun dan rajin apa yang dapat ia kerjakan saat itu.
Kita sering memilih untuk tidak bekerja daripada mengerjakan pekerjaan rendah yang menurut kita tidak cocok, meskipun pekerjaan itu baik dan halal. Kita mendambakan pekerjaan yang "wah" tetapi tidak mau mulai mengerjakan dengan rajin pekerjaan yang kecil-kecil dulu, atau pekerjaan apa saja yang dapat kita kerjakan saat ini. Tuhan memberkati orang yang mau berusaha dan rajin bekerja. Apapun yang dapat kita kerjakan saat ini, kerjakanlah itu dengan tekun dan rajin karena mungkin saja Tuhan sedang melatih dan mempersiapkan kita untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi dan mencapai suatu keberhasilan yang besar kelak. Kalau kita sengaja bermalas-malasan dan menyia-nyiakan apa yang dapat kita kerjakan saat ini, itu sama saja dengan membakar jembatan yang seharusnya dilalui untuk membawa kita pada kesuksesan dan hidup yang diberkati. Lawanlah kemalasan. gengsi yang berlebihan dan bekerjalah dengan rajin maka Tuhan akan memberkati kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, berkatilah setiap usaha dan pekerjaan yang aku lakukan saat ini, sehingga dapat menghasilkan berkat melimpah untuk keluargaku dan sesamaku. Amin. (Dod).
-
Saknas det avsnitt?
-
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 14 Maret 2025
Bacaan:
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29)
Renungan:
Firman Tuhan mengingatkan, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Ef 4:29). Perkataan kotor yang tertulis dalam ayat ini mencakup arti yang luas, yaitu: perkataan yang jahat, buruk dan merusak. Surat Yakobus mengatakan bahwa lidah merupakan anggota tubuh yang sulit dikendalikan. Kita dapat melihat kebenaran hal ini di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang sulit mengendalikan lidah di dalam berkata-kata, sehingga kata-kata sia-sia dan tidak membangun meluncur begitu saja. Apalagi jika seseorang sudah dikuasai emosi, jarang sekali bisa berpikır panjang sebelum berkata-kata. Kata-kata kotor dan sia-sia yang dimaksudkan antara lain:
1. Fitnah dan gosip. Fitnah adalah perkataan bohong atau tidak didasari kebenaran, yang sengaja disebarkan dengan maksud menjelekkan dan merusak nama baik seseorang. Sedangkan gosip adalah pergunjingan, cerita atau obrolan negatif tentang seseorang. Memfitnah dan bergosip adalah kebiasaan yang tidak baik, karena kita menuduh serta menghakimi seseorang dengan demikian kita melanggar perintah untuk mengasihi sesama. Orang yang difitnah dan digosipkan dapat terluka hatinya. Jika sudah begitu, bukankah kita sudah menjadi batu sandungan melalui perkataan kita?
2. Cemooh dan hinaan. Ada orang yang berpikir bahwa mencemooh dan menghina seseorang itu merupakan sesuatu yang wajar. Alasannya adalah, "Saya kan cuma bercanda." Kita tidak tahu isi hati seseorang, juga situasi yang sedang ia hadapi. Cemooh dan hinaan yang sekalipun dilakukan dalam rangka bercanda, bisa membuat seseorang tersinggung atau bahkan marah. Bercandalah sewajarnya, jangan sampai kata-kata kita menjurus pada penghinaan terhadap seseorang.
3. Makian. Makian merupakan kata-kata kasar dan jahat yang diucapkan seseorang karena sedang dibakar emosi atau marah.
Bagaimanapun sulitnya menjaga lidah, kita harus berusaha mengendalikan perkataan kita. Hendaklah kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata yang membangun dan memberkati sesama. Minta agar Roh Kudus memampukan kita untuk mengucapkan kata-kata yang baik dari perbendaharaan hati kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, seringkali aku melakukan pelanggaran dalam perkataan-perkataan yang kuucapkan. Berjagalah di pintu mulutku ya Tuhan agar perkataanku penuh kuasa untuk memberkati banyak orang. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 13 Maret 2025
Bacaan:
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:5, 7)
Renungan:
Kisah orang lumpuh di kolam Betesda berawal ketika Yesus melihat orang lumpuh tersebut sedang berbaring di dekat kolam itu, menunggu malaikat Tuhan yang sewaktu-waktu akan turun ke kolam itu dan mengguncangkan air yang ada di dalamnya. Sebab, barangsiapa yang lebih dulu masuk ke dalam kolam itu akan menjadi sembuh. Yesus mengetahui bahwa orang lumpuh itu telah lama berada dalam keadaan demikian. Untuk itu, la menawarkan kesembuhan kepada orang lumpuh tersebut, dengan bertanya, "Maukah engkau sembuh?" Tetapi, nampaknya orang itu tidak menduga akan penawaran kesembuhan yang diberikan kepadanya, karena ia masih berfokus pada masalahnya. Orang lumpuh itu menjawab, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Seharusnya orang lumpuh itu hanya perlu menjawab, "Ya". Tetapi, orang lumpuh itu seolah-olah menyalahkan orang lain atas kondisi yang ia alami.
Terkadang kita pun sama seperti orang lumpuh tersebut. Ketika kita terlampau mengandalkan orang lain, kita sudah menjadikan diri tidak berdaya, menjadikan hati kecewa dan tidak jarang mempersalahkan orang lain atas keadaan yang kita alami. Terlebih daripada itu, kita tidak dapat melihat pertolongan yang Tuhan tawarkan kepada kita. Manusia memang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Untuk itu, kita memerlukan satu pribadi yang kuat, yang dapat kita andalkan. Dalam hal ini hanya ada satu pribadi, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita. Sebagai orang percaya, sudah seharusnya kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Sebab firman-Nya jelas mengatakan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri. Akan tetapi, diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan. Jika dahulu kita tidak mengandalkan Tuhan, sekarang sudah saatnya untuk mengandalkan Tuhan. Nantikanlah perkara ajaib yang akan la kerjakan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, Engkaulah andalanku. Jangan biarkan masalah duniawi menjauhkan aku dari-Mu, tapi biarlah melalui masalah duniawi tersebut aku semakin percaya bahwa Engkau selalu ada untukku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 12 Maret 2025
Bacaan:
"Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan." (Markus 3:24-25)
Renungan:
Di dalam sinetron "Kekuarga Cemara" dikisahkan sebuah keluarga yang awalnya berkecukupan, tetapi karena sesuatu hal akhirnya mereka jatuh miskin. Mereka harus tinggal di pedesaan yang jauh dari jalan raya. Kesederhanaan keluarga yang diceritakan dalam sinetron tersebut tidak menghalangi semua anggota keluarga untuk menikmati kebahagiaan Menariknya, di dalam sinetron tersebut juga tidak ditutup-tutupi adanya masalah-masalah yang terjadi di antara anggota keluarga. Tetapi, adanya masalah-masalah di dalam keluarga itu ternyata merupakan bumbu bagi keharmonisan yang bisa mereka pertahankan. Ini terjadi karena masing-masing anggota memprioritaskan keluarga. Semua anggota keluarga membangun team work yang solid dan bahu-membahu menjaga keharmonisan keluarga. Ini sesuai dengan kata-kata dalam lagu yang mengiringi penayangan sinetron tersebut, "Harta vang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga."
Bukan tidak mungkin cerita dalam sinetron "Keluarga Cemara" tersebut terjadi di dalam kehidupan keluarga-keluarga Kristen. Namun kenyataannya, saat ini tidak sedikit keluarga Kristen yang berantakan. Di dalam Alkitab pun diberikan contoh adanya beberapa tokoh yang berhasil di luar, tetapi pernah mengalami kegagalan di dalam keluarga. Salah satunya adalah Daud Tidak perlu diragukan lagi kalau Daud merupakan salah seorang ahli strategi perang dan pemimpin yang sukses. Tetapi, ternyata Daud tidak begitu cakap di dalam memimpin keluarganya. Kasus pemerkosaan Tamar, pembunuhan Amnon dan pemberontakan Absalom adalah bukti dari kegagalan Daud di dalam memimpin keluarganya.
Salah satu penyebab terjadinya kegoncangan dalam keluarga adalah karena setiap anggota keluarga menomorduakan keluarga. Bapak berkata, "Yang penting aku mencari uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga." Ibu yang menghabiskan waktu di luar juga berkata, "Aku kan membantu suami untuk menambah penghasilan." Sedang anak-anak, dengan kesibukan kegiatan sekolah, menjadikan rumah sebagai tempat untuk "numpang" tidur. Nyaris tidak ada pertemuan antar anggota keluarga. Hubungan menjadi semakin renggang. Ketika pemicu datang, keributan bahkan perpecahan sulit dihindari. Untuk itu, mari kita jadikan keluarga sebagai tempat membangun komunikasi yang indah dan menganggapnya sebagai harta yang sangat berharga, sehingga kita berusaha keras untuk menjaga keharmonisannya. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk menciptakan suasana surga di dalam keluargaku, sehingga selalu ada kerinduan di hatiku untuk selalu berkumpul dan saling membantu satu dengan yang lain. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 11 Maret 2025
Bacaan:
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia." ( Kolose 3:18-19)
Renungan:
Ada sepasang suami istri yang merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 60 dengan meriah. Mereka sudah mempunyai banyak cucu dan buyut. Banyak tamu-tamu yang diundang untuk turut menikmati kebahagiaan yang mereka rasakan. Salah seorang undangan meminta kepada pasangan suami-istri tersebut untuk memberitahukan rahasianya mengapa pernikahan mereka langgeng. Padahal waktu masih pacaran, mereka selalu beradu pendapat dan bertengkar. Sebelum bercerita, sang suami yang kini sudah menjadi kakek itu memandang kepada istrinya sambil tersenyum kemudian bercerita, "Semua berawal dari bulan madu kami. Waktu itu kami berbulan madu di satu daerah yang sejuk. Di sana kami menyewa keledai sebagai tunggangan. Keledai istri saya sepertinya bermasalah jika berjalan. Baru berjalan sekitar 500 meter, istri saya jatuh karena ulah si keledai. Istri saya berdiri dan menempelkan telunjuknya di jidat keledai sambil berkata, "Ini peringatan pertama ya." Setelah itu ia naik lagi. Tetapi belum sampai 300 meter, istri saya jatuh lagi. Sambil menempelkan telunjuknya di jidat keledai, istri saya menatap tajam ke mata keledai itu sambil berkata, "Ini peringatan kedua bagi kamu." Istri saya naik lagi ke keledainya. Baru berjalan 200 meter, istri saya jatuh lagi. la segera berdiri, menempelkan telunjuknya di jidat keledai seraya berkata, "Ini peringatan terakhir bagi kamu." Untuk ketiga kalinya istri saya mencoba untuk menunggangi lagi keledainya. Baru beberapa langkah, istri saya jatuh lagi untuk keempat kalinya. la pun segera mengambil pistol dari tasnya dan menembak mati sang keledai. Melihat tindakan istri saya, tentu saja saya marah kepadanya. Tetapi ia segera mendekati saya, menempelkan telunjuknya di jidat saya dan berkata, "Ini peringatan pertama kamu menentangku."
Ada dua pelajaran penting yang dapat kita petik dari kisah ini:
Pertama, jangan buat pasangan kita hidup dalam tekanan. Para istri, hormati dan tunduklah pada suamimu dan para suami kasihilah istrimu, jangan suka berlaku kasar dan mengancam. Ada rumah tangga yang kelihatannya aman, tetapi sebenarnya salah satu dari pasangan itu mungkin saja hidup dalam ketertekanan. Sekalipun kita mendapatkan pasangan yang sabar dan bisa menuruti semua keinginan kita, tetapi ingatlah bahwa jauh di dalam hati kecilnya dia juga sama seperti kita, ingin merasakan kebebasan.
Kedua, mengalah terhadap pasangan sangatlah penting. Salah satu alasan mengapa sebuah rumah tangga bisa langgeng, yaitu karena ada yang mau mengalah. Flp 2:4 mengajarkan agar kita tidak hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Mengalah merupakan wujud dari kepedulian kepada orang lain. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, jadilah kepala atas rumah tangga kami dan berilah kami hati yang saling menghormati, mengasihi dan mau mengalah. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 10 Maret 2025
Bacaan:
Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk TUHAN. Berfirmanlah TUHAN: "Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon." (2 Samuel 21:1)
Renungan:
Raja Daud datang meminta petunjuk Tuhan terhadap masalah kelaparan yang telah menimpa bangsa Israel selama tiga tahun. Tuhan pun memberikan petunjuk dengan memerintahkan agar ia membereskan semua kesalahan yang dilakukan oleh keluarga Saul, di mana mereka berikhtiar untuk memusnahkan orang Gibeon yang merupakan sisa orang Amori, padahal orang Israel telah mengangkat sumpah dengan membiarkan mereka hidup. Dosa keluarga Saul telah membuat berkat yang seharusnya turun atas bangsa Israel menjadi tertahan. Daud mengambil sebuah keputusan yang bijak dengan memutuskan untuk menghampiri Tuhan terlebih dahulu. Dan ia pun menyelesaikan masalah tersebut sesuai petunjuk yang diberikan oleh Tuhan.
Kita harus tahu siapa yang pertama kita datangi saat menghadapi masalah. Mendatangi orang yang salah untuk meminta petunjuk dapat membuat kita terpuruk. Suatu hari, seorang ibu pernah datang dan menceritakan masalah rumah tangganya yang sangat rumit. la telah mendatangi beberapa sahabatnya dan meminta pendapat. Sesuai harapan, ia pun mendapatkan saran, namun saran tersebut justru membuat masalahnya semakin rumit. la kemudian memutuskan mendatangi seorang hamba Tuhan dan mengisahkan masalahnya. Dengan hikmat dari Tuhan, hamba Tuhan itu memberikan solusi kepada ibu tersebut dan secara perlahan ia pun dapat mengatasi masalah-masalah yang ada. Pada akhirnya ia mengatakan bahwa seharusnya sejak awal ia datang meminta petunjuk Tuhan lewat hamba-Nya, dengan demikian masalahnya tidak akan berlarut-larut.
Sikap Daud yang tidak mengambil tindakan apa pun sebelum meminta petunjuk Tuhan adalah sebuah teladan yang patut diikuti oleh setiap orang percaya. Daud menghormati Tuhan sebagai yang tertinggi dan pemilik kerajaannya dengan mendatangi-Nya dan meminta petunjuk atas masalah di negerinya. Dia adalah Tuhan atas hidup umat-Nya. Ia mengetahui segala sesuatu tentang kita, dan di dalam Dia selalu ada solusi. Datanglah dan minta petunjuk kepada Tuhan. Bukankah la memiliki jalan keluar atas masalah kita? Lalu kenapa kita tidak langsung datang saja kepada-Nya untuk mendapatkan solusi tersebut? Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku hikmat-Mu saat aku sedang dalam masalah, sehingga aku dapat datang ke orang yang tepat sesuai kehendak-Mu, agar aku mendapatkan jalan keluarnya. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 9 Maret 2025
Bacaan:
Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." (Matius 15:32)
Renungan:
Firman Tuhan menceritakan bahwa hati Yesus tergerak oleh belas kasihan saat la melihat empat ribu orang lebih mengikuti Yesus dan mereka tidak mempunyai makanan. Untuk itu Yesus berinisiatif untuk memberi mereka makan, sehingga mereka tidak kelaparan! Kita dapat melihat di kisah ini, ternyata Yesus sangat acuh dengan keadaan orang-orang yang mengikuti-Nya. Yesus tahu persis kebutuhan utama orang-orang yang dengan setia mengikuti-Nya! Seandainya saja empat ribu orang lebih itu ada yang tidak setia, sehingga mereka meninggalkan Yesus sebelum hari ketiga, maka sangat mungkin mereka tidak melihat, merasakan, dan menikmati mujizat yang Yesus lakukan, yakni bagaimana Yesus memberi mereka makan hanya bermodalkan tujuh roti dan beberapa ikan!
Jika kita setia mengikut Yesus seumur hidup kita, tentu kita akan melihat mujizat demi mujizat yang Yesus lakukan untuk kita. Namun ada hal yang harus diperhatikan dalam hal ini, jangan menganggap mujizat Yesus hanya sebatas harta benda! Banyak mujizat yang Yesus lakukan untuk kita, bahkan jauh lebih bernilai dari harta benda yang kita miliki, misalkan nafas kehidupan, kesehatan jasmani, kekuatan dalam beraktivitas sehari-hari, dll. Jadi, mujizat yang Yesus lakukan untuk kita tidak hanya sebatas uang, uang, dan uang! Bahkan sebenarnya ketika kita masih bisa beribadah dengan aman dan nyaman, itu juga merupakan mujizat yang luar biasa dari Tuhan.
Memang terkadang dalam mengikut Yesus suka ada keraguan, terlebih lagi saat masalah kehidupan datang silih berganti. Jika iman kita sedang down, alangkah baiknya kita melihat kembali ke belakang, lalu hitung kembali berkat Tuhan. Bila kita masih hidup dengan kebutuhan yang tercukupi sampai saat ini, berarti kehidupan kita tidak pernah terlewatkan dari mujizat! Hal ini akan membuat kita fokus kepada Sang Pembuat Mujizat itu sendiri, yakni Tuhan Yesus Kristus. Mujizat selalu berkelanjutan di dalam kehidupan orang percaya. Bukan hanya Dia tidak akan membiarkan pengikut-Nya yang setia kelaparan, tetapi juga tidak akan membiarkan mereka terkapar ketika menghadapi masalah. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk lebih fokus kepada-Mu, bukan fokus kepada masalah, karena aku tahu Engkau sanggup membuat mujizat bagiku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 8 Maret 2025
Bacaan:
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Ibrani 13:6)
Renungan:
Robin Williams, seorang aktor komedi mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena depresi. la menghibur hati begitu banyak orang dengan leluconnya, namun tidak mampu menghibur dirinya sendiri yang gundah gulana. la menjalani kehidupan dengan berjubahkan badut yang menunjukkan wajah yang gembira namun di dalamnya penuh duka dan keputusasaan. Sebuah surat kabar menyatakan, "Bagaimanakah hal ini dapat terjadi? Betapa mengejutkan, memilukan, dan sebuah kehilangan yang besar." Setiap hari ia membuat orang-orang sekitarnya tersenyum. namun dari hari ke hari ia makin tenggelam dalam kehampaan hidup. Apakah pelajaran kehidupan yang dapat kita ambil dari kisah tragis kehidupan aktor komedi ini? Pertama, kita harus memiliki kekuatan untuk bertahan dengan tidak membiarkan persoalan membuat kita terpuruk. Ketika Yosua harus berjalan menduduki tanah Kanaan yang jauh lebih kuat, Tuhan berkata, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu." Sering kali kita lebih mengharapkan dukungan dari orang lain, namun sesungguhnya kekuatan yang bersumber dari dalam diri kita jauh memiliki daya energi yang luar biasa untuk memampukan kita bangkit kembali. Ketika kekuatan kita lemah lesu, katakanlah, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah? Berharaplah kepada Allah!... Penolongku dan Allahku." (Mzm 42:6) Kedua, pertajam pandangan iman kita dengan menyadari kehadiran Tuhan di setiap jalan yang kita lalui. Kekelaman dan kabut tebal kehidupan sering kali membuat kita tidak mampu menyadari kehadiran-Nya. Kita menangis dalam kepedihan hati dan menjerit di hadapan Tuhan, "Di manakah Engkau, Tuhan?" Sebab, kita tidak menyadari bahwa la hadir begitu dekat dengan kita. la berjanji untuk tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita.
Apa pun beban berat yang menindih dan tekanan yang membungkukkan kita, marilah kita bangkit, dan bertahan melawan arus dunia, serta menyadari bahwa la adalah Tuhan yang proaktif memberikan pertolongan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur bahwa Engkau selalu hadir di dekatku. Buatlah aku menyadarinya sehingga aku tetap tegar ketika menghadapi masalah. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 7 Maret 2025
Bacaan:
"TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku. Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." (Mazmur 116:6-7)
Renungan:
Di dalam kehidupan ini, kita semua sangat membutuhkan "oasis waktu", yakni waktu di mana kita dapat beristirahat dari segala aktivitas yang melelahkan dan berdiam dalam ketenangan. Dan waktu tersebut hanya akan sempurna ketika kita mengundang Tuhan masuk ke dalamnya. Kita dapat memakai waktu tersebut untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan, serta membaca firman-Nya. Sama seperti mobil atau motor yang membutuhkan bensin untuk tetap dapat berjalan dengan baik, demikian kita juga harus dipenuhi dan diisi ulang kembali dengan aktivitas kerohanian. Jangan biarkan kita kehabisan "bensin"! Ada bahaya yang mengancam kita ketika kendaraan kita terhenti di tengah jalan, apalagi di waktu malam. Contohnya adalah risiko adanya orang jahat.
Demikianlah ketika kita tidak pernah menyediakan waktu untuk menikmati "oasis waktu", maka kita juga menjadi rentan terhadap serangan si jahat. Serangan yang sangat mematikan adalah serangan yang sifatnya "lembut". Serangan lembut itu berupa godaan-godaan untuk berbuat dosa. Kalau kita tidak pernah menyediakan waktu bersama Tuhan, maka kita tidak akan peka terhadap serangan itu. Tanpa kita sadari kita akan terbawa ke dalam jebakan dosa dan akhirnya kita sulit untuk melepaskan diri dari perbuatan dosa tersebut. Oleh sebab itu, mari kita sediakan waktu untuk bersama Tuhan dan nikmati hubungan pribadi dengan-Nya. Mungkin ada yang beralasan bahwa dirinya sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan, tetapi akan jauh lebih sibuk, bahkan sulit ketika kita harus melepaskan diri dari jebakan dosa. Maka, sebelum semua itu terjadi, kita harus menyiapkan benteng rohani kita dengan menyediakan waktu bersama dengan Tuhan. Sesibuk apa pun kita, bahkan semakin kita sibuk, seharusnya semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk bersama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, sadarkanlah aku bahwa aku membutuhkan Engkau. Bantulah aku untuk selalu menyediakan waktu untuk-Mu, agar jalanku selalu lurus bersama-Mu. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 6 Maret 2025
Bacaan:
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (Lukas 19:8)
Renungan:
Dalam kehidupan kita ada banyak sampah yang tanpa sadar terus-menerus kita timbun. Tanpa sadar, sampah itu mulai merongrong hidup kita. Ada dua sampah yang perlu kita perhatikan, yaitu: 1. Sampah dosa kita. Timbunan dosa kita bisa membuat kita terjerat. Oleh karena itu perlunya kita membuang hal-hal yang keliru atau dosa yang masih terus kita nikmati. Contohnya, seperti kesombongan, ketidakjujuran, kebencian, keserakahan, iri hati, mau menang sendiri, membuat orang lain menderita, korupsi, dll. Jangan sampai dosa menghambat rencana Tuhan yang luar biasa di dalam hidup kita. 2. Sampah sisa-sisa penderitaan masa lalu yang menjadi penghambat kehidupan kita sekarang. Sampah itu bisa berupa luka-luka batin yang masih terus kita simpan hingga sekarang. Lepaskan pengampunan kepada orang-orang yang telah menyakiti kita di masa lalu.
Mari kita perhatikan ucapan Zakheus, "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Perjumpaan dengan Yesus telah mengubah Zakheus untuk mulai membersihkan hidupnya dari sampah-sampah kehidupan. Zakheus dikenal sebagai pemungut cukai yang sangat mungkin melakukan pemerasan. Itulah sampah dosa masa lalu Zakheus. Zakheus mau membuang sampah dosa tersebut. Apa bukti kalau Zakheus membuang dosanya? Zakheus membuktikan dengan memberikan setengah dari hartanya untuk orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang telah diperasnya. Bagaimana dengan contoh sampah penderitaan masa lalu? Untuk hal ini mari perhatikan kehidupan Yusuf yang tidak mendendam kepada kakak-kakaknya. Atau pun Daud yang menolak mendendam kepada Saul yang telah menimbulkan penderitaan dalam hidupnya.
Mari kita mulai membersihkan sampah-sampah di dalam hidup kita. Dengan demikian kita akan mengalami kelegaan dan hidup menjadi berkenan di mata Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk membersihkan sampah-sampah di pikiran dan di hatiku agar pikiran dan hatiku senantiasa dipenuhi damai sejahtera-Mu. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 5 Maret 2025
Bacaan:
"Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan." (Amsal 13:3)
Renungan:
Di dalam bacaan Ams 13:3 di atas ditegaskan bahwa orang yang bisa menjaga mulutnya, maka dia akan memelihara nyawanya, sebaliknya, siapa yang tidak bisa menjaga mulutnya, maka dia akan ditimpa kebinasaan. Bukan kebetulan kalau penulis Amsal menasihati kita seperti itu, karena dia adalah orang yang berhikmat, yang tentu berhikmat juga di dalam berkata-kata. Kata "nyawa" sama artinya dengan napas, yang menunjuk kepada "hidup" seseorang. Dengan demikian, siapa yang menjaga mulutnya, dia akan memelihara hidupnya. Mari kita perhatikan tentang seseorang yang terpelihara hidupnya karena kata-katanya baik dan tidak menyakitkan orang lain. Contohnya adalah Daud. Daud, ketika dalam pelarian, baik ketika dikejar oleh Saul, maupun ketika dikhianati Absalom, dia disambut di mana-mana dan orang banyak menyokong makan dan minumnya, bahkan banyak orang yang rela mengikutinya. Itulah salah satu sisi dari apa yang dikatakan dengan "memelihara nyawanya". Sebaliknya dikatakan bahwa orang yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan. Kata "kebinasaan" di sini artinya jatuh. Ada dua pengertian berkaitan dengan kata "jatuh" di sini: Pertama, dalam masalah rasa damai. Orang yang tidak mau memelihara perkataannya akan kehilangan rasa damai, bahkan rasa damai dengan orang lain. Kedua, dalam hal kehidupan. Orang yang tidak memelihara perkataannya akan mengalami kehidupan yang buruk. Dengan demikian sangat jelas bagi kita bahwa kehidupan orang yang menjaga perkataannya akan lebih baik hidupnya daripada orang yang tidak menjaga perkataannya.
Oleh sebab itu dimulai dari hari Rabu Abu ini, dalam masa pantang dan puasa kita, mari kita berusaha untuk menjaga mulut dan bibir kita, supaya apa yang kita katakan adalah hal-hal yang baik dan benar serta memberkati sesama kita. Dengan perkataan yang baik, kita bukan saja membangun orang lain, tetapi sekaligus juga memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukan aku untuk bisa menahan mulutku dari mengatakan hal-hal yang tidak benar, sebaliknya urapilah mulutku agar dapat mengatakan hal-hal yang membangun sesama. Amin. (Dod)
-
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 4 Maret 2025
Bacaan:
"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23)
Renungan:
Sebelum era permainan digital menjadi sangat canggih, semua dimulai dengan permainan yang sederhana yang diciptakan oleh seorang ilmuwan Amerika Serikat yang bernama William Higinbotham. Video game pertama di dunia yang dibuat secara grafik tersebut benama "Tennis For Two", pada tahun 1958. Permainan ini dapat dimainkan oleh dua orang yang akan melakukan simulasi pertandingan tenis dan ping pong yang ditampilkan pada sebuah siloskop. Hal menarik dari game pertama di dunia ini adalah tujuan awal dibuatnya yang tidak dimaksudkan untuk keperluan komersial. Permainan ini tadinya bukan untuk dijual secara umum. Awalnya dibuat untuk dimainkan para pengunjung Laboratorium Nasional Brookhaven, di mana William bekerja, agar mereka tidak bosan selama berkunjung. Siapa sangka bahwa hal sederhana yang awalnya hanya diciptakan untuk menghilangkan kebosanan, ternyata menjadi cikal bakal banyak video game. Pencapaian dan penemuan besar memang sering diawali dengan hal kecil, juga kegagalan. Kita tidak bisa berharap untuk memperoleh hasil yang besar dan menakjubkan hanya dengan sekali usaha. Tidak ada yang instan, baik di dalam pekerjaan, kuliah, keluarga, dan pelayanan. Segala jenis pencapaian dan kesuksesan yang kita harapkan terjadi melalui berbagai tantangan dan kesulitan.
Jangan lelah mencoba. Jangan hanya sekali atau dua kali kegagalan membuat kita lemah iman dan semangat, sehingga tidak mau mencoba lagi. Mintalah kekuatan dari Tuhan, sehingga mampu meneruskan usaha kita yang mengalami kegagalan. Coba lagi dengan melakukan perubahan, dalam arti mempelajari kesalahan kita dan menghindarinya pada usaha selanjutnya. Kerjakan bersama Tuhan dan seperti untuk Tuhan. Ketika kita mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan, maka kita akan mendapatkan kekuatan baru. Kita harus semakin bersemangat mengerjakan hal tersebut dan berikan yang terbaik untuk Dia.
Marilah kita terus berkarya dalam bidang kita masing-masing. Mulai dengan hal-hal kecil dan jangan menyerah dengan kegagalan! Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas keterampilan yang Engkau berikan kepadaku. Bantulah aku untuk mengembangkan ketrampilanku tersebut agar dapat memberkati banyak orang. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 3 Maret 2025
Bacaan:
"Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman." (2 Tesalonika 3:1-2)
Renungan:
Bagi orang -orang di negara Barat ketika seseorang bersin. orang-orang yang berada di dekatnya akan berkata, "Bless You." Budaya mengatakan "Bless You" setelah seseorang bersin memang sudah diterapkan sejak kecil di Amerika. Bahkan mereka selalu mengucapkan "Bless You" kepada anjing yang bersin. Apakah alasan dari sebuah kebudayaan yang unik ini? Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan asal-muasal kebiasaan ini. Teori terpopuler berkata bahwa bersin bisa membebaskan roh keluar dari tubuh dan menyebabkan kematian. Karena itulah doa dipanjatkan supaya Tuhan memberkati orang yang bersin tersebut dan mencegah hal ini terjadi. Teori lain diduga datang dari masa ketika wabah penyakit pes sedang menyebar luas. Saat itu, gejala utama penyakit pes adalah bersin. Dan penyakit ini dapat menyebabkan kematian juga. Semua hal itu memang terdengar agak konyol. Namun, meskipun semua alasan tersebut berdasarkan kepercayaan takhayul dan kuno, sesungguhnya memang tidak ada salahnya mendoakan kesehatan seseorang. Sebagai anak-anak Tuhan, kita wajib untuk selalu membawa nama orang lain di dalam doa-doa kita. Ini adalah hal penting yang Tuhan juga ajarkan kepada kita. Janganlah hanya mendoakan diri sendiri atau keluarga sendiri terus-menerus, namun doakanlah juga kesejahteraan, kesehatan, keselamatan, dan berkat bagi orang-orang lain yang kita kenal. Terutama mereka yang kita sangat tahu sedang mengalami pergumulan hidup yang berat.
Ketika saya tahu bahwa ada orang-orang yang berdoa untuk saya, hal tersebut memberikan saya kekuatan dan penghiburan. Saya tahu bahwa saya tidak sendirian. Karena meskipun tidak terlihat, kekuatan doa dari orang-orang lain ikut menopang saya dalam menjalani kehidupan ini. Karena itu, jika kita mendoakan orang lain, kita sudah memberikan dukungan spiritual yang besar bagi mereka. Mungkin mereka tidak mengetahuinya, atau mungkin mereka tidak merasakannya. Namun percayalah, Tuhan mendengarkan doa-doa kita yang kita panjatkan dengan ketulusan hati. Mulai sekarang, marilah bawa orang-orang lain di dalam doa pribadi kita, dan mintalah berkat, perlindungan, pertolongan dan penghiburan bagi orang-orang tersebut. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk selalu mengingat orang lain di dalam doa-doaku dan mulai mendoakan mereka sebagaimana ada orang-orang tertentu yang selalu mendoakan aku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 2 Maret 2025
Bacaan:
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." (Yosua 1:9)
Renungan:
Di dalam menjalani kehidupan ini, kita sering kali diperhadapkan pada situasi yang dapat membuat hati kita merasa cemas dan ketakutan. Terkadang perasaan tersebut agak berlebihan dan membuat kita kesulitan tidur, selalu duduk termenung, atau tidak mau melangkah mengambil keputusan apa pun karena takut gagal dan dicela orang. Rasa takut tersebut juga dapat berupa takut jatuh sakit, takut kecelakaan, takut mengalami kemalangan, ataupun takut akan kematian. Rasa takut dapat dialami oleh siapa pun dan kapan pun. Namun kita harus ingat bahwa kita memiliki Tuhan di sisi kita. Dia selalu ada bersama kita dan menjaga kita aman dalam perlindunganNya. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian!
Mari kita baca janji Tuhan yang diberikan kepada kita di dalam Yoh 14:27, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." Tuhan memberikan kepada kita damai sejahtera yang seharusnya membuat kita tenang dalam menjalani hidup ini. Karena itu seharusnya kita mencoba merasakan rasa damai yang telah Tuhan tinggalkan di hati kita tersebut dan bukannya mengabaikannya. Hati kita terlalu dilingkupi oleh kecemasan dan ketakutan sehingga kita lupa bahwa di dalam Tuhan ada kedamaian. Dan, kedamaian tersebut dapat membantu kita untuk melenyapkan kegentaran, kegusaran, kegelisahan dan ketakutan yang terus menghantui kita. Di dalam Yesus tidak ada ketakutan dan kecemasan. Karena itu, berserahlah penuh kepadaNya! Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku jika terlalu fokus kepada rasa takut sehingga aku lupa bahwa di dalam Engkau ada ketenangan. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 1 Maret 2025
Bacaan:
Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)
Renungan:
Nenek Ester adalah seorang pribadi yang menyenangkan dan lincah. Hampir tiga minggu sekali Nenek Ester mampir ke sebuah panti asuhan. Di jam santai, Nenek Ester yang lincah dan ceria itu senang membagikan pengalaman hidupnya, antara lain, pengalamannya sebagai anak panti. Ya! Nenek Ester pun dulu tinggal di panti. Salah satu yang sering ia katakan pada anak-anak, "Lepaskan
pengampunan, jika kalian ingin bertumbuh menjadi pribadi yang cerah, ceria, dan lincah." Nenek Ester tahu ada banyak luka di hati anak-anak yang ia cintai itu.
Tidak selamanya penderitaan melahirkan kepahitan, bukan? Saat Yesus wafat di kayu salib, kita kembali mengingat hebatnya penderitaan yang Yesus tanggung. Cinta yang ia nyatakan bukan saja lewat kata, tapi juga darah, dan berujung pada melepaskan nyawa di kayu salib. Pahitkah Yesus? Geramkah Yesus? Tidak! Di antara hidup dan matinya, Yesus berseru, "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Yesus melepaskan pengampunan. Hanya hati yang penuh cinta yang mampu melakukan hal tersebut. Mari, mintalah Allah membalut hati kita dengan cinta-Nya. Lepaskan pengampunan agar ringan dan riang langkah kita menjalani hari demi hari. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, siapakah aku yang terus mengingat kesalahan orang lain? Sedangkan Engkau rela mati bagiku dan mau mengampuni para prajurit yang telah mendera-Mu. Penuhi hatiku dengan cinta-Mu, sehingga aku pun dapat mengampuni setiap pribadi yang telah melukai hatiku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 28 Februari 2025
Bacaan:
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." (Lukas 6:36)
Renungan:
Ibu Manda dikenal sebagai orang yang murah hati. Setiap orang yang datang ke rumahnya tak pernah pulang dengan tangan kosong. Ada saja yang mereka bawa, yaitu roti, camilan atau yang lain. Bila ada yang berkeluh-kesah tentang kesulitannya, Ibu Manda berusaha meringankan beban orang itu dengan membeli barang yang mereka tawarkan. Sifatnya yang murah hati mendorong Ibu Manda untuk berbagi dengan sesama, meskipun keadaannya sendiri tidak berlebihan bahkan terbatas. Jika mempunyai sesuatu yang dapat diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan daripada dirinya, perempuan usia lanjut ini tidak akan menahannya.
Mengapa kita bermurah hati? Dasarnya adalah tindakan Tuhan yang Maha Pemurah. Tuhan menurunkan hujan dan menerbitkan matahari bagi semua orang: yang jahat maupun yang baik. Betapa sering kebaikan Tuhan tidak disambut dengan ucapan terima kasih oleh manusia. Namun Tuhan tak pernah berhenti bermurah hati. Kita diminta agar bersikap seperti itu. Tetap menunjukkan kemurahan hati dan tidak bosan-bosan melakukan dengan tulus ikhlas tanpa berharap apa pun dari orang lain, kecuali untuk kebaikan orang itu, karena Bapa kita adalah murah hati. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, penuhilah hatiku dengan kemurahan-Mu, sehingga melalui kejadiranku banyak orang merasakan kehadiran-Mu sendiri. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 27 Februari 2025
Bacaan:
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu." (Lukas 15:29-31)
Renungan:
Di dalam kisah anak yang hilang ada dua tokoh yang patut kita perhatikan juga selain si bungsu, yaitu si anak sulung dan sang ayah. Dalam kisah ini, kita mendapat kesan bahwa si anak sulung lebih baik dari adiknya, karena ia tidak meminta warisan, tidak pergi dari rumah dan tidak menghabiskan hartanya. Bahkan, si anak sulung berani mengklaim bahwa dirinya adalah anak yang taat dan rajin bekerja kepada sang ayah. Mungkin keburukannya hanyalah ia merasa iri kepada adiknya yang itu pun mungkin bisa kita maklumi. Namun, melalui respons sang ayah, kita belajar bahwa sesungguhnya anak yang hilang bukan saja si anak bungsu, melainkan si anak sulung juga, karena ia sebagai anak namun tidak merasa atau menempatkan dirinya sebagai anak. Sebagai anak, ia pun turut memiliki apa yang dimiliki oleh sang ayah, dan sebagai anak yang baik seharusnya ia turut bersukacita dengan sang ayah karena adiknya telah kembali. Namun, si anak sulung menempatkan dirinya sebagai orang upahan, dengan merasa ketaatan dan kerajinannya bekerja untuk sang ayah patut diberi upah atau penghargaan.
Mental dermikian kadang dimiliki oleh para pengikut Yesus. Sebagai anak-anak Tuhan, kita sering kali mengklaim perbuatan baik, masa pelayanan, pengorbanan waktu kita untuk Tuhan. Oleh karena itu sering kita menuntut Tuhan menjawab doa kita sesuai dengan apa yang kita mau. Kita menjadikan Tuhan berhutang atas kebaikan kita. Padahal, Tuhan tidak pernah berhutang kepada kita, karena apa yang la berikan jauh lebih besar dari apa yang mampu kita berikan kepada-Nya. Sebagai Bapa, Ia tidak ingin kita menjadi anak-anak-Nya yang bermental upahan. Sosok ayah dalam perumpamaan ini menggambarkan kasih Bapa yang begitu besar kepada anak-anak-Nya, sehingga la tetap mau menerima anak-anak-Nya yang mau bertobat. Dengan kasih-Nya yang begitu besar, Ia memanggil kita untuk kembali dan memiliki hidup sejati sebagai anak-anak-Nya, bukan dengan mental seorang upahan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, jadikanlah hidupku sebagai anak-anak-Mu yang sejati, bukan sebagai anak dengan mental upahan. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 26 Februari 2025
Bacaan:
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria." (Lukas 17:14-16)
Renungan:
Yesus beserta dengan para muridNya berjumpa dengan sepuluh orang kusta dalam perjalanan masuk ke Yerusalem. Karena mereka sakit kusta, mereka harus menjaga jarak dengan orang lain, sebab mereka dalam keadaan najis. Untuk mendapatkan perhatian Yesus, mereka bersatu untuk berteriak-teriak dan berseru memanggil Yesus agar disembuhkan. Dengan belas kasihan yang besar, Yesus menyuruh mereka memperlihatkan diri kepada imam, untuk mendapatkan bukti kesembuhan. Ternyata di dalam perjalanan, mereka mengalami kesembuhan. Ketika mereka sadar bahwa mereka telah sembuh, salah satu dari mereka kembali kepada Yesus dan tersungkur dekat kaki Yesus untuk mengucap syukur.
Kisah ini merupakan refleksi kehidupan bagi pengikut Yesus, yang setelah menerima banyak berkat dari Tuhan, malah melupakan Tuhan, bahkan tidak menggunakan berkat tersebut untuk kemuliaan Tuhan. Ketika kita bergumul, kita cenderung untuk bersatu dan tekun berdoa meminta pertolongan Tuhan. Memang benar perkataan yang mengatakan bahwa penderitaan membawa kita bersatu. Namun, setelah mendapatkan pertolongan, kita seperti kacang lupa kulit yang segera melupakan Tuhan dan tenggelam dalam berkat itu. Berapa banyak pengikut Yesus yang ketika tokonya mengalami kesulitan tekun berdoa, namun setelah Tuhan tolong, ia jadi lupa Tuhan dan tidak ke gereja lagi dengan alasan kesibukan di tokonya yang sudah punya cabang di mana-mana? Berapa banyak pengikut Yesus yang ketika kesulitan mencari pekerjaan lalu tekun berdoa, namun setelah mendapatkan pekerjaan, ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak bisa lagi ke gereja dan melayani? Jika saat ini kita telah menerima banyak berkat dan pertolongan Tuhan, segera kembali kepada-Nya mengucap syukur dan pakai berkat tersebut untuk memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, penuhilah hatiku dengan ucapan syukur atas setiap berkat dan pertolongan-Mu, karena melalui berkat dan pertolongan-Mulah hidupku selalu baik-baik saja. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 25 Februari 2025
Bacaan:
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." (Matius 22:37)
Renungan:
Ketika Yesus ditangkap di Taman Getsemani dan dibawa ke rumah Imam Besar Kayafas, maka Petrus menyangkal Yesus tiga kali. Tiga kali penyangkalan tersebut dengan bobot yang semakin berat, yaitu menyangkal, menyangkal dan bersumpah, kemudian mengutuk dan bersumpah. Menyedihkan, Petrus tega menyangkal Sang Guru yang telah bersama-sama dengannya selama kurang lebih 3,5 tahun. Inilah tantangan mengasihi, yang pertama, yakni adanya penderitaan, tekanan, kesusahan, kesulitan, kekecewaan, dll. Ketika keadaan baik-baik saja, Petrus setia, Alkitab mencatat: "Kata Petrus kepadaNya: 'Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau. Semua murid yang lain pun berkata demikian juga." Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah kesulitan, penderitaan, masalah, tekanan, dll, telah membuat kasih kita berkurang kepada-Nya? Bahkan tidak hanya berkurang, tetapi ketika kesulitan datang yang sering timbul adalah keluhan dan menyalahkan Tuhan atas semua kesulitan yang menimpa hidup kita. Tuduhan dan keluhan kita berdasar pada pemikiran bahwa Tuhan kan mahatahu dan mahakuasa, mengapa Dia membiarkan hal ini terjadi pada kita?Tantangan yang kedua adalah kurangnya kadar kasih yang kita miliki. Segenap itu berarti utuh atau genap 100%. Kurang dari itu berarti tidak memenuhi standar yang Tuhan sudah tetapkan. Kurangnya kadar kasih kita dapat terjadi jika kita kurang berusaha untuk terus bertumbuh dalam kasih kepada-Nya. Kurangnya kadar kasih kita juga dapat terjadi karena kurangnya kita bertumbuh dalam pengenalan akan Dia. Semakin dalam kita mengenal Tuhan, akan semakin dalam juga kasih kita kepada-Nya. Oleh karena itu, mari pacu diri kita dalam pengenalan yang semakin dalam tentang Tuhan.
Saat ini mari kita instropeksi diri kita masing-masing, masihkah kita termasuk pribadi yang kurang mengasihi Tuhan, dengan demikian kurang pula kita mengasihi sesama? Jika kita mengasihi Tuhan dengan benar maka kasih akan sesama juga akan bertumbuh. Jangan biarkan kesulitan, penderitaan, kesakitan, dll mengurangi kasih kita kepada-Nya. Mari terus berusaha menambah kadar kasih kita ke arah segenap hati dan jiwa dan akal budi. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, bantulah aku agar aku dapat mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa dan akal budiku, sehingga aku terus bertumbuh dalam kasih-Mu. Amin. (Dod).
- Visa fler